Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Fakta Baru Madu Palsu Khas Banten, Ternyata Diotaki oleh Penjual Mi Ayam

Kompas.com - 11/11/2020, 16:08 WIB
Pythag Kurniati

Editor

4. Berbahaya jika dikonsumsi, bisa sebabkan kematian

Jika konsumsi terus-menerus, madu ini justru bisa berakibat fatal.

Konsumen bisa mengalami diabetes, penyakit jantung dan risiko terbesar adalah kematian.

"Dapat menyebabkan penyakit hipolic dan keracunan hingga dapat menyebabkan kematian," kata Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan dan Kefarmasian Dinkes Banten Akhrul Aprianto.

Pelaku justru menggunakan pewarna makanan limbah tetes tebu.

Mereka juga memakai glukosa dan fruktosa untuk membentuk cairan agar terlihat seperti madu.

Madu palsu yang dibuat dengan campuran bahan berbahaya, seperti molases, glukosa, dan fruktosa, dapat menimbulkan penyakit.

"Dikonsumsi berkepanjangan menyebabkan diabetes atau kencing manis, obesitas, dan gangguan pencernaan," kata Akhrul.

5. Peran tersangka

Madu khas Banten palsu dapat menyebabkan kematianKOMPAS.com/RASYID RIDHO Madu khas Banten palsu dapat menyebabkan kematian
Setelah menerima laporan dari masyarakat. Polisi menangkap tiga orang yang terlibat.

Mereka adalah MS (47), warga Kebon Melati, Tanah Abang, Jakarta Pusat, sebagai pemilik pabrik madu palsu.

Kemudian As (24), warga Kabupaten Lebak, Banten, yang berperan menjadi penjual; serta Tm (35), warga Pekalongan yang merupakan karyawan pabrik madu palsu.

Tersangka MS dikenakan Pasal 140 Jo Pasal 86 ayat (2), Pasal 142 jo Pasal 91 ayat (1) UURI Nomor 18 Tahun 2012 ancaman hukuman penjara 2 (dua) tahun atau denda paling banyak Rp 4 miliar.

Selain itu, Pasal 62 ayat (1) jo Pasal 8 ayat (1) huruf f dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun atau pidana denda paling banyak Rp 2 miliar.

Pasal untuk tersangka Ta dan As yakni Pasal 198 jo Pasal 108 UURI Nomor 36 Tahun 2009 dengan pidana denda paling banyak Rp 100 juta.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Serang, Rasyid Ridho | Editor: Abba Gabrilin, Aprilia Ika)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com