KULON PROGO, KOMPAS.com - Sedih menggelanyut hati Aditya Yoga Pratama (19) asal Pedukuhan (dusun) Tawang, Kalurahan (desa) Banyuroto, Kapanewon (kecamatan) Sentolo, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Remaja yang akrab disapa Adit ini mengingat kembali ibunya, Catur Atminingsih (54), yang telah meninggal dunia tidak lama akibat penganiayaan dengan cara dibakar.
Pelakunya adalah Agus Trikoyopari Suda (51) asal kecamatan Sentolo.
Ningsih, panggilan Catur, dan Adit mengenal cukup baik si pelaku karena ia sering bertandang ke rumah mereka di Tawang.
"(Sejak) awal-awal 2015. Wonge mora moro ra jelas kuwi (bahasa Jawa: orangnya datang pergi tidak jelas begitu)," kata Adit di sela menunggu rekonstruksi yang berlangsung di sebuah jalan kecil Tawang, Rabu (11/11/2020).
Baca juga: Pos Paslon Wali Kota Makassar Dibakar, Polisi Belum Temukan Unsur Politik
Adit menceritakan, Ningsih sehari-hari bekerja sebagai tukang giling sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Nanggulan. Sampah digiling untuk dijadikan pupuk.
Penghasilan Ningsih dari menggiling ini cukup untuk menghidupi keluarga kecil mereka, hingga ia tamat sekolah.
Agus hadir dalam kehidupan Ningsih sejak lama. Adit mengenal Agus sejak 2015 karena sering bertandang ke rumah.
Adit menceritakan, ia tidak memperhatikan seksama sejauh mana hubungan keduanya.
"(Ibu juga) tidak pernah cerita. Bahkan tidak pernah cerita kalau sampai niat nikah segala," kata Adit.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.