Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Bencana Melanda Jember di Musim Hujan, Ruang Sekolah Ambruk Kena Banjir Bandang

Kompas.com - 11/11/2020, 15:27 WIB
Bagus Supriadi,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

JEMBER, KOMPAS.com – Selama musim hujan tahun 2020, empat bencana alam melanda Kabupaten Jember, mulai dari angin puting beliung, longsor hingga banjir bandang.

Tak ada korban jiwa dalam bencana tersebut. Namun, dua ruang kelas gedung SMPN 5 Silo rusak parah terkena banjir bandang.

“Ada empat kali bencana selama musim hujan ini,” kata Plt Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jember M Satuki pada Kompas.com, di DPRD Jember, Rabu (11/11/2020).

Angin puting beliung terjadi di Kecamatan Kaliwates dan Kecamatan Mayang. Tanah longsor dan banjir bandang di Kecamatan Silo.

Baca juga: Waspadai Puncak Musim Hujan di Bali yang Diprediksi Terjadi Mulai Desember

BPBD Jember sudah mengantisipasi potensi bencana di musim hujan ini. Semua bencana berpotensi terjadi di Jember, termasuk bencana tsunami dan likuifasi.

“Kami melakukan mitigasi, mapping dan perkiraan langkah apa yang akan dilakukan,” tutur dia.

Mulai dari sarana-prasarana, armada dan di mana lokasi yang rawan terjadi bencana hingga evakuasinya.

Bahkan, pihak BPBD Jember juga sudah membuat keputusan siaga darurat bencana banjir, tanah longsor, angin puting beliung dan banjir rob.

Selain itu, lanjut dia, bencana gempa juga menjadi perhatian meskipun sulit untuk diprediksi kejadiannya.

“Sudah kami hitung berapa yang terdampak,” ujar dia.

Pihaknya sudah menganggarkan angaran pada tahun 2021 bila terjadi bencana di Jember. Selain itu, juga sosialisasi kebencanaan pada masyarakat.

“Meskipun armada kami terbagi penanganan Covid-19,” ucap dia.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Jember Edy Budy Susilo menambahkan, SMPN 5 Silo ambruk karena terkena banjir bandang pada 19 Oktober 2020 lalu.

Pagar sekolah tidak kuat menahan air hingga dua ruang kelas ambruk.

“Satu ruangan kondisinya ambles, padahal bangunan masih bagus, tapi karena bencana alam apa boleh buat,” tambah dia.

Menurut dia, jumlah pelajar di sekolah tersebut tidak banyak. Kelas VII lima orang, kelas VIII tidak ada pelajarnya dan kelas IX sembilan orang.

“Ada dua ruang yang tersisa, satu ruang di sekat jadi dua, persiapan kalau awal tahun ada pembelajaran,” tutur dia. 

Baca juga: Sepi Peminat, 2 SD Negeri di Pelosok Jember Ditutup

Pihaknya belum bisa memperbaiki gedung yang rusak itu karena belum ada anggaran. Namun, sudah dipersiapkan untuk perbaikan pada tahun 2021 mendatang.

Sementara itu, Ketua Komisi D Hafidi meminta agar BPBD Jember mempersiapkan potensi terjadinya bencana alam.

Sebab, setiap tahun Jember selalu dilanda bencana, mulai dari longsor hingga banjir.

“Apalagi sekarang tugas BPBD Jember juga memakamkan pasien Covid-19,” terang dia.

Hafidi meminta agar BPBD Jember tidak hanya fokus penanganan Covid-19. Namun, juga mengantisipasi bencana yang berpotensi terjadi di tengah musim hujan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com