Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penjual Madu Palsu Mengaku Sebagian Keuntungan untuk Yatim Piatu

Kompas.com - 11/11/2020, 13:37 WIB
Rasyid Ridho,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

SERANG, KOMPAS.com - Pemilik pabrik pembuatan madu Banten palsu, MS (47) mengaku keuntungan menjalankan bisnisnya sebesar Rp 660 juta per bulan.

Dari keuntungan itu, disisihkan sebagian untuk disumbangkan kepada yatim piatu.

"Kalau keuntungan dibagi buat diberikan sebagian untuk yatim piatu dan kebutuhan sehari-hari," ujar MS di Mapolda Banten, Rabu (11/11/2020).

Baca juga: Selama 1 Tahun, Keuntungan Jual Madu Banten Palsu Mencapai Rp 8 Miliar

MS yang sebelumnya berprofesi sebagai penjual mie ayam di daerah Tanah Abang, Jakarta Pusat, tertarik membuat madu palsu karena tergiur keuntungannya yang besar.

Akhirnya, MS menyewa sebuah rumah di daerah Joglo, Kembangan, Jakarta Barat.

Rumah itu dijadikan tempat produksi madu palsu.

"Sudah hampir satu tahun, sebelum pandemi. Nah, setelah ada pandemi (Covid-19) pesanan tambah banyak," ujar MS.

Baca juga: Bilangnya Madu Asli Banten, Ternyata Bikinan Jakarta Barat


Belajar dari YouTube

MS mengaku belajar membuat madu palsu dari YouTube. Campuran bahan yang digunakan hingga takarannya dapat diketahui melalui video di YouTube.

"Tahu bahan-bahan campurannya bikin madu dari internet, YouTube," ucap MS.

Dalam sehari, MS dapat memproduksi 1 ton madu palsu.

Berdasarkan keterangan MS kepada polisi, pembuatan 1 ton madu palsu itu hanya cukup dibantu oleh satu karyawan.

MS memberikan harga 1 liter madu palsu yang dibuatnya sebesar Rp 22.000.

Kemudian, madu dikemas menggunakan jeriken dan dalam sehari menghasilkan 34 jeriken berkapasitas 30 liter.

Satu jerigen dihargai Rp 660.000.

Adapun jumlah pendapatan per hari sekitar Rp 22,4 juta.

Dalam sebulan, dia dapat menghasilkan omzet sebesar Rp 673,2 juta.

"Selama 1 tahun, maka omzet penjualan madu khas Banten palsu itu dapat menghasilkan sebesar Rp 8 miliar," kata Dirkrimsus Polda Banten Kombes Nunung Safruddin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com