Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tipu-tipu Madu Palsu...

Kompas.com - 11/11/2020, 09:39 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Polisi membongkar kasus pabrik yang memproduksi madu palsu khas Banten yang meraup keuntungan Rp 8 miliar per tahun.

Kasus tersebut berawal saat Polda Banten mengamankan AS (24) warga Kanekes, Kecamatan Luewidamar, Kabupaten Lebak pada Rabu (4/10/2020).

Saat diamankan, AS sedang melakukan transaksi jual beli madu palsu khas Banten di wilayah Lebak.

Usut punya usut, madu palsu tersebut ternyata diproduksi di sebuah pabrik milik MS (47) di Jalan SMA 101 Joglo, Kembangan Jakarta Barat.

Baca juga: Jual Madu Palsu, Pelaku Dapat Omzet Rp 600 Juta dalam Sekali Produksi

Madu palsu yang diproduksi tersangka TM (35) tersebut adalah campuran glukosa, fruktosa, dan molases.

Molases sendiri adalah salah satu campuran pakan ternak yang berbahaya jika dikonsumsi manusia.

Selain itu, saat diteliti, tak ada kandungan madu asli sama sekali di dalam madu yang diproduksi TM.

Oleh Polda Banten, tiga orang tersebut telah ditetapkan sebagai tersangka di kasus penjualan madu palsu khas Banten itu.

Baca juga: Awas Madu Palsu, Mengandung Campuran Bahan Berbahaya untuk Dikonsumsi Manusia

Menurut Kapolda Banten Irjen Pol Fiandar, para pelaku memanfaatkan pandemi Covid-19 karena banyak yang konsumsi madu untuk menjaga daya tahan tubuh.

"Kasihan masyarakat kemarin ada Covid-19 merasa yakin kalau madu menjadi obat yang paling mujarab untuk menjaga daya tahan tubuh. Ternyata madunya madu palsu," kata Fiandar kepada wartawan di Mapolda Banten. Selasa (10/11/2020).

Ia menyebut praktik jual beli madu palsu terbongkar berawal dari laporan masyarakat.

Baca juga: Waspada, Ini Bahaya Konsumsi Madu Banten yang Palsu

Keuntungan capai Rp 1 miliar per tahun

Madu palsu yang dijajakan oleh TM (35). Madu tersebut diproduksi di salah satu rumah kontrakan di kawasan Kembangan, Jakarta Barat. Polisi berhasil menangkap pelaku pada Rabu (4/11/2020).Kompas.com/Sonya Teresa Madu palsu yang dijajakan oleh TM (35). Madu tersebut diproduksi di salah satu rumah kontrakan di kawasan Kembangan, Jakarta Barat. Polisi berhasil menangkap pelaku pada Rabu (4/11/2020).
MS sudah memproduksi madu khas banten tersebut sejak setahun terakhir.

Dalam sehari, MS bisa memproduksi sebanyak 1 ton madu palsu yang dikemas dalam jeriken berkapasitas 30 liter yang dijual Rp 660.000 per jeriken.

Oleh pelaku di Lebak, madu tersebut kembali dikemas di botol ukuran 450 militer dan kembali dijual antara harga Rp 150.000 sampai Rp 200.000 per botol.

"Dikemas seperti ini (botol) yang seolah-olah madu ini berasal dari Banten, padahal produksinya di Jakarta," kata Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Banten Kombes Nunung Safruddin, Selasa (10/11/2020).

Baca juga: Madu Khas Banten Dipalsu, Gunakan Campuran Tetes Tebu dan Glukosa

Tersangka mengaku madu palsu yang disebut khas Banten itu sudah dijual ke seluruh wilayah di Pulau Jawa.

"Jualnya secara online, selain di sepanjang jalan daerah Lebak. Tidak hanya menyebar di wilayah Jakarta dan Banten saja, tapi wilayah Jabar, Jawa Timur, Jawa Tengah, bahkan di luar Pulau Jawa," kata Nunung.

Baca juga: Bisa Sebabkan Kematian, Ini Bahaya Mengonsumsi Madu Palsu yang Dibongkar Polda Banten

Bahaya kondumsi madu palsu

Madu Palsu khas BantenKOMPAS.com/RASYID RIDHO Madu Palsu khas Banten
Sementara itu Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan dan Kefarmasian Dinas Kesehatan Banten Akhrul Aprianto mengatakan, konsumi madu palsu tersebut dapat menyebabkan penyakit tertentu.

"Dari aspek keamanan pangan, bila madu ini dikonsumsi secara berkepanjangan, dapat menyebabkan diabetes atau kencing manis, obesitas dan gangguan pencernaan," kata Akhrul Aprianto, Selasa (10/11/2020).

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomo 28 Tahun 2004 tentang Keamanan Pangan, madu palsu tidak higienis dan dapat memicu penyakit yang menyebabkan kematian.

"Dapat menyebabkan penyakit hipolic dan keracunan hingga dapat menyebabkan kematian," ujar dia.

Baca juga: Kasihan Masyarakat, Yakin Madu Mujarab untuk Daya Tahan Tubuh Ternyata Madunya Palsu

Ia menjelaskan jika madu asli lebih lambat dicerna sehingga kandungan gula tetap dapat dikontrol.

Dan hal itu berbeda jika konsumsi madu palsu yang bisa memicu penyakit diabetes.

"Tetapi kalau ini bahan berbahaya, palsu, dapat menyebabkan penyakit jantung juga," kata Akhrul.

Baca juga: Pabrik Madu Khas Banten Palsu Dibongkar Polisi, Tiga Orang Diamankan

Tersangka MS dijerat pasal 140 Jo Pasal 86 ayat (2), Pasal 142 jo pasal 91 ayat (1) UURI Nomor 18 Tahun 2012 ancaman hukuman penjara 2 (dua) tahun atau denda paling banyak Rp 4 miliar.

Dan pasal 62 ayat (1) jo pasal 8 ayat (1) huruf f dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun atau pidana denda paling banyak Rp 2 miliar.

Sementara tersangka TA da AS dijerat Pasal 198 jo pasal 108 UURI Nomor 36 Tahun 2009 dipidana dengan pidana denda paling banyak Rp100 juta.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Rasyid Ridho | Editor: Abba Gabrillin, Aprillia Ika)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com