Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Miskin Suplai Gas, Magma Gunung Merapi Melaju ke Permukaan Perlahan-lahan

Kompas.com - 10/11/2020, 19:06 WIB
Wijaya Kusuma,
Khairina

Tim Redaksi

YOGYAKARTA,KOMPAS.com - Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta Hanik Humaida menyampaikan, dari data yang ada, laju magma ke permukaan sampai saat ini masih perlahan-lahan.

Sebab, magma yang ada di Gunung Merapi saat ini miskin akan suplai gas.

"Aktivitas Merapi saat ini masih tinggi, jadi sejak kami menetapkan Siaga pada tanggal 5 November ini terus aktivitasnya naik," ujar Hanik di barak pengungsian Glagaharjo, Selasa (10/11/2020).

Baca juga: Gunung Merapi Alami 12 Kali Gempa Guguran, BPPTKG: Kegempaan Ini Masih Fluktuatif

Hanik menyampaikan, saat ini masih ada pergerakan magma. Magma tersebut menuju ke permukaan karena didorong oleh gas.

Berdasarkan data saat ini, laju pergerakan magma menuju ke permukaan masih pelan-pelan.

"Data sampai saat ini masih pelan-pelan jalannya karena magma miskin akan gas. Sehingga erupsi (seperti tahun) 2010 kalau data masih seperti ini terus itu tidak terjadi, kalau ada eksplosif itu tidak sebesar 2010," ungkapnya.

Selain faktor gas, belum munculnya magma ke permukaan bisa karena volumenya yang besar.

Hal ini didukung dari data-data pemantauan aktivitas vulkanik saat ini yang telah melebihi tahun 2006.

Sehingga ada kemungkinan volume kubah lava akan lebih besar.

"Artinya kemungkinan volume kubah lava ini adalah akan lebih besar dari pada tahun 2006," ungkapnya.

Baca juga: Berkaca dari Erupsi Merapi 2010, HB X Minta Tak Ada Lagi Pengungsian Diskriminatif

Menurutnya, pemendekan jarak di Gunung Merapi terus berlangsung.

Bahkan, dari tanggal 5 November 2020 laju pemendekan mengalami peningkatan. Namun demikian, tidak ada percepatan harian.

Kondisi ini berbeda dengan tahun 2010 silam. Pada tahun 2010 terjadi percepatan harian.

"Ini berbeda dengan tahun 2010, pada 2010 begitu kita menaikkan (status Gunung Merapi)  2 cm naik, hari berikutnya 4 cm, hari berkutnya 8 cm, hari berkutnya 10 cm. Untuk sekarang dari 7 terus kalem 7, kemudian setelah itu 10 Cm beberapa hari dan sampai sekarang rata-rata masih 10 cm," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com