BOYOLALI, KOMPAS.com - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi ( BPPTKG) menyebut Gunung Merapi di perbatasan Jateng-DIY telah terjadi 12 kali gempa guguran mulai pukul 06.00-12.00 WIB pada Selasa (10/11/2020).
Staf Seksi Gunung Merapi BPPTKG, Juliyanto Wibowo (49) mengatakan, 12 kali gempa guguran memiliki amplitudo 8 sampai 55 detik, tiga kali gempa vulkanik dangkal dengan durasi 19 sampai 34 detik.
"Kemudian fase banyak itu ada 66 kali. Artinya di sini dari kegempaan ini masih fluktuatif sesuai dengan kemarin peningkatan siaga tanggal 5," kata Juliyanto ditemui di Pos Pengamatan Gunung Merapi Jrakah, Selo, Boyolali, Jawa Tengah, Selasa.
Baca juga: Berkaca dari Erupsi Merapi 2010, HB X Minta Tak Ada Lagi Pengungsian Diskriminatif
Juliyanto menambahkan, berdasarkan informasi yang didapat Selasa dini hari juga terjadi guguran di Dusun Stabelan. Namun, tidak terdengar dari Jrakah.
Kemudian berdasarkan informasi dari Pos Babadan telah terjadi guguran kecil pada pukul 13.15 WIB.
"Pukul 13.15 WIB juga terjadi guguran kecil yang terjadi terdengar di Pos Babadan. Tapi dari sini (Jrakah) tidak terdengar," kata dia.
Dia menjelaskan, aktivitas Gunung Merapi masih fluktuatif sejak dinaikkan statusnya Siaga (level III) atau melebihi ketika gunung tersebut masih berstatus Waspada (level II).
BPPTKG merekomendasikan daerah rawan bencana terkait aktivitas Gunung Merapi sejak ditingkatkan statusnya dari Waspada (level II) menjadi Siaga (level III) pada 5 November 2020.
Baca juga: Sultan HB X Minta di Setiap Barak Pengungsian Merapi Disediakan Ruang Isolasi Covid-19
Jarak aman yang direkomendasikan itu sementara lima kilometer dari puncak Gunung Merapi.
Namun, itu masih bisa berubah melihat aktivitas gunung tersebut.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan