Jauh sebelum sukses, Robi pernah merasakan titik terendah dalam hidupnya. Sebulan sebelum menikah dengan Niswatul, ia terkena pemutusan hubungan kerja (PHK).
Menjelang menikah, Robi mencoba mencari pekerjaan, tapi tak ada perusahaan yang menerimanya.
Meski gagal mendapat pekerjaan baru, ia tetap menikahi Niswatul. Beruntung, Niswatul mendapat pekerjaan sebagai admin toko daring di Magetan.
Tetapi, istrinya juga terkena PHK setelah sebulan pekerja. Toko daring itu mengurangi karyawan karena pesanan yang sedikit.
Robi memutuskan berjualan pentol keliling. Ia membeli gerobak dan bahan pentol bakso dengan modal Rp 1,5 juta.
Baca juga: Jerinx: Saya Senang Sekali Ibu Datang, Dukungan yang Sangat Bagus
Usaha itu hanya dijalaninya selama sepekan.
“Saya berjualan pentol sekitar seminggu saja. Saat itu pembeli sangat sepi sekali. Sehari saya hanya mendapatkan uang Rp 50.000 hingga Rp 100.00. Bila dihitung untuk modal produksi pentol baksonya saja tidak cukup,” ungkap Robi.
Ia sering membuang pentol bakso yang tak laku. Hal itu membuat Robi memilih berhenti berjualan pentol bakso keliling.
Kondisi itu membuat ekonomi pasangan suami istri baru ini makin terhimpit. Mereka terpaksa menjual perabotan rumah tangga, seperti kipas angin, kompor gas, dan ponsel.
“Saat itu pemasukan tidak ada. Terpaksa barang-barang yang ada di rumah dijual saya jual untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari,” ujarnya.