Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini 3 Tantangan Global yang Harus Dihadapi Umat Islam Dunia Menurut Ma’ruf Amin

Kompas.com - 10/11/2020, 16:19 WIB
Andi Hartik,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com – Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin mengatakan, terdapat tiga tantangan global yang dihadapi oleh umat Islam saat ini.

Tantangan itu berkaitan dengan upaya memajukan umat Islam di tengah masyarakat dunia.

Tantangan pertama adalah persepsi bahwa Islam merupakan agama konflik dan kekerasan.

Ma’ruf mengatakan, persepsi ini muncul akibat konflik di negara-negara Muslim, khususnya di Timur Tengah.

“Sekitar 60 persen konflik di dunia melibatkan negara-negara Islam,” katanya saat memberikan sambutan dalam Webinar Peran Santri di Era Milenial dan Disruptif Digital dalam rangka Hari Santri Nasional dan Dies Natalis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Brawijaya (UB), Selasa (10/11/2020).

Baca juga: Jerinx: Saya Berjanji Tidak Membuat Gaduh Pihak yang Merasa Diganggu oleh Saya

Ma’ruf mengatakan, Islam telah dipersepsikan sangat buruk di Amerika Serikat. Banyak masyarakat Amerika Serikat yang memberikan penilaian buruk terhadap Islam.

Ia kemudian menjelaskan bahwa hasil survei Pew Research tahun 2017 menggambarkan pandangan warga di Amerika Serikat terhadap Islam.

Baca juga: Jerinx: Jika Divonis Bersalah, Saya Mohon Dihukum Percobaan atau Tahanan Rumah

Dari hasl survei itu, lebih dari 41 persen warga AS melihat Islam pendorong terorisme dan kekerasan.

"Sedangkan 44 persen melihat Islam dan demokrasi tidak dapat berjalan beriringan. Hampir 50 persen melihat bahwa sebagian warga Muslim adalah anti-Amerika" ujarnya.

Hal yang sama juga terjadi di tengah masyarakat Eropa. Ma’ruf Amin menyampaikan, hasil survei di 10 negara di Eropa menunjukkan bahwa 50 persen masyarakat Eropa mamandang Islam secara negatif.

Madrasah yang merupakan pendidikan berbasis pada agama Islam dianggap sebagai lembaga yang menumbuhkan bibit ideologi teroris.

Ma’ruf Amin mengatakan, pandangan negatif tersebut merupakan cara pandang yang salah terhadap Islam dan telah menggeneralisasu tindakan terorisme yang terjadi.

“Generalisasi terhadap peran negatif madrasah diperoleh hanya karena orang barat melihat bahwa beberapa pelaku teroris merupakan alumni madrasah. Cara pandang yang selalu menggeneralisasi dan negatif ini harus kita lawan. Namun, di saat yang sama umat Islam juga perlu introspeksi,” katanya.

Tantangan kedua adalah berkaitan dengan Islamofobia. Ma’ruf Amin mengatakan, serangan atau pelecehan terhadap Muslim di Amerika Serikat dan Eropa terus meningkat.

“Pelecehan terhadap orang Islam di Amerika Serikat pada 2016 meningkat 36 persen jika dibandingkan dengan 2001. Pengalaman yang sama juga terjadi di Eropa. Pada tahun 2017 rata-rata satu dari tiga Muslim yang disurvei mengalami diskriminasi dan prasangka buruk atau prejudice,” jelasnya.

“Terakhir baru saja terjadi peristiwa di Perancis yang mendiskreditkan Agama Islam dan melukai perasaan umat Islam di seluruh dunia karena memposisikan Islam sebagai agama teroris,” ucap Ma'ruf.

Menurutnya, persepsi dan perlakuan buruk terhadap Umat Islam itu akibat Islam tidak dipahami secara menyeluruh.

“Jika diteliti lebih mendalam diketahui bahwa sumber utama dari kebencian terhadap Islam itu adalah ketidak tahuan atau ketidak pahaman terhadap apa Islam itu,” jelasnya.

Tantangan ketiga adalah berkaitan dengan kondisi sosial dan ekonomi masyarakat Islam.

Menurutnya, pada tahun 2018, hanya 31 negara dari 57 negara yang tergabung di Organisasi Konferensi Islam (OKI) yang memiliki tingkat literasi di atas 90 persen.

Tidak hanya itu, negara-negara Muslim masih harus berjuangan mengentaskan kemiskinan dan pengangguran.

Ma’ruf menilai tiga tantangan global ini menjadi tanggung jawab bersama, terutama pemerintah Indonesia sebagai negara dengan penduduk Muslim terbesar dunia.

“Sebagai negara dengan penduduk Muslim terbesar dunia, kita memiliki tanggung jawab untuk bersama-sama menyerukan dan menjelaskan ajaran Islam yang sesungguhnya. Yaitu ajaran Islam yang rahmatan lil alamin, Islam yang washatiyah dan tentu saja Islam yang ahlussunnah wal jamaah dan dalam hal ini pesantren dan para santri harus mampu mengambil peran yang signifikan,” jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com