Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nama Gubernur NTB Dicatut untuk Permintaan Dana Pengamanan Pilkada 2020

Kompas.com - 10/11/2020, 16:07 WIB
Karnia Septia,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

MATARAM, KOMPAS. com - Beredar surat palsu yang mencatut nama Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), Zulkieflimansyah, terkait permintaan dana pengamanan Pilkada 2020 kepada perusahaan swasta yang beroperasi di daerah NTB.

Surat yang mencatut nama Gubernur NTB tersebut beredar di sejumlah media sosial dan sejumlah WhatsApp group pada Selasa (10/11/2020).

Terkait hal ini, Pemprov NTB memastikan bahwa surat yang beredar adalah hoaks atau kabar bohong.

“Tidak benar Gubernur meminta dana ini dan itu. Ini adalah ulah oknum atau segelintir orang yang memanfaatkan situasi ini. Kepada masyarakat kami harapkan agar jangan terpengaruh oleh hoaks tersebut,” kata Kepala Biro Humas dan Protokol Provinsi NTB Najamuddin Amy, seperti dikutip dalam rilis tertulis yang diterima Kompas.com, Selasa.

Baca juga: Sempat Minta Selimut, Tamu Hotel di Mataram Ditemukan Tewas Telentang di Depan Pintu Kamar

Najamuddin mengatakan, Gubernur merasa dirugikan dengan beredarnya hoaks tersebut.

Sebab, jika menyangkut urusan anggaran Pilkada sudah dianggarkan oleh masing-masing daerah di APBD murni maupun di APBD perubahan.

Najamuddin mengatakan, setelah surat tersebut beredar, tim PRCC (Public Relation Command Center) Humas dan Protokol Provinsi NTB melakukan penelusuran melalui teknologi informasi.

Tim menggunakan pencarian kemiripan gambar oleh Google Image didapatkan gambar yang mirip.

Terlihat adanya konten tulisan yang dibuat sangat mirip dengan surat yang beredar sebelumnya yang mencatut nama pimpinan di daerah lain.

Intinya surat itu meminta permohonan dana ke berbagai perusahaan daerah untuk pelaksanaan Pilkada dan dikirim ke rekening tertentu.

“Dalam penelusuran Tim PRCC, berbagai daerah juga secara bersamaan mendapatkan hoaks yang sama seperti DKI, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Sumatera Utara, Jawa Barat,” kata Najamuddin.

Najamuddin berharap, masyarakat bijak menerima sebuah informasi, apalagi yang belum pasti kebenarannya.

Dia mengimbau masyarakat untuk selalu berhati-hati dalam menerima sebuah informasi, terlebih informasi tersebut cukup sensitif.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com