KENDARI, KOMPAS, com- RK (11), bocah yang dirantai sering mendapat kekerasan fisik dari ibu asuhnya yang tak lain tantenya sendiri, ST (55).
Tak hanya itu, RK bahkan dipekerjakan sebagai buruh di Pasar Baruga, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra).
Manajer Operasional PD Pasar Kota Kendari Evan mengungkapkan, tantenya menargetkan RK harus menyetor uang Rp 50.000 per hari dari pekerjaannya sebagai buruh di pasar Baruga itu.
Akibat kondisi itu, kata Evan, RK terpaksa putus sekolah.
"Itu informasi saya dapat dari para pedagang. Jadi RK ini disuruh kerja sama tantenya, pakai arco yang disiapkan tantenya, jadi jasa angkutan belanja para pembeli dan juga angkut sayur sayuran pedagang begitu," kata Evan dihubungi, Selasa (10/11/2020).
Baca juga: Bocah 11 Tahun Disekap Tantenya di Pasar, Tangan dan Kaki Dirantai
Ia menuturkan, pekerjaan RK itu dilakoninya mulai dari subuh saat para pedagang melakukan pembongkaran sayur- sayuran.
"Dengan Arco dia angkut sayur ke kios- kios para pedagang dan dibayar. Begitu aktivitas RK setiap harinya," ujarnya.
Evan mengatakan, RK dan tantenya sudah lima tahun tinggal di Pasar Baruga dengan menyewa lods. Mereka hanya tinggal berdua, sementara suami ST sudah meninggal dunia.
Ia menjelaskan, berdasarkan pengakuan RK saat dikunjungi Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Anak Provinsi Sultra, sang bocah sering menerima kekerasan fisik dari ibu asuhnya itu sejak kecil.
Bahkan, para pedagang selalu mengingatkan pelaku, namun tak diindahkan.
"Pedagang sudah geram dengan tindakan tantenya. Puncaknya pas hari Minggu itu mereka dapati RK dirantai dan disekap, makanya langsung melapor mi ke polisi karena prihatin atas perlakuan tak selayaknya manusia dan anak ini," sambung Evan.
Baca juga: Tante yang Sekap Keponakannya di Pasar dengan Tangan dan Kaki Dirantai Diamankan Polisi
Saat ini, lanjut Evan, RK mengalami trauma dan tak ingin lagi bertemu dengan ibu asuhnya itu.
"Sekarang dia tinggal sama pedagang di sini, calon ibu angkatnya juga. Sudah lama mi mau diadopsi ini anak tapi tantenya tidak mau kasih," tegasnya.
Hal yang sama juga dikatakan Erin, salah seorang pedagang di Pasar Baruga Kendari.
Ia mengaku bahwa RK adalah siswa kelas V SD dan satu kelas dengan anaknya, namun tantenya memindahkan RK ke sekolah dekat pasar.
Akan tetapi, Erin malah tidak pernah melihat RK pergi sekolah.
" Putus sekolah dan sering saya liat ini anak bantu tantenya menjual, setelah itu dia pergi jadi tukang arco angkat- angkat sayur dan belanjaan pembeli di pasar," ungkapnya Erin.
Lebih lanjut Erin menceritakan, sang bocah kerap mendapat perlakuan kasar dari tantenya, bahkan dicubit dan dipukul.
"Tantenya sering tidak tidak bisa tahan emosinya, kalau ada sedikit kesalahan RK langsung dia pukul kasian. Apalagi rawat anak laki-laki harus kita sabar toh, namanya saja anak- anak masih ingin main mungkin dengan teman-temannya," tambah Erin.
Diberitakan sebelumnya, seorang bocah usia 11 tahun inisial RK ditemukan pedagang di pasar Baruga, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) tengah disekap dalam sebuah kios dengan kondisi kaki dan tangan terikat rantai serta mulutnya ditutup lakban, pada Minggu (8/11/2020).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.