BORONG, KOMPAS.com - Ermelinda Insana (37), wanita asal Kampung Munda, Desa Gunung Baru, Kecamatan Kota Komba, Manggarai Timur, NTT, alami sakit parah sejak Februari 2020.
Perutnya bengkak dan terus membesar. Ermelinda selalu mengeluh sakit di rusuk kanan, pinggang, dan di area perut.
"Menstruasinya juga tidak lancar," ujar ibundanya, Edilta Jenaut (60) saat dihubungi Kompas.com , Selasa, (10/10/2020).
Baca juga: Mari Bantu Mama Imelda Melawan Kista yang Sudah 3 Tahun Membuatnya Menderita
Sakit Ermelinda kian parah ketika perutnya mulai bengkak dan terus membesar sejak Agustus. Saat itu, Ermelinda juga mulai mengeluh sakit di ulu hati.
Jenaut tidak bisa berbuat banyak ketika melihat kondisi anaknya yang demikian.
"Mau bawa ke rumah sakit belum ada uang," katanya.
Satu-satunya langkah yang diambil yakni pengobatan tradisional.
Sekitar sembilan bulan Ermelinda menjalani pengobatan tradisional di kampungnya. Namun, tidak ada tanda-tanda kesembuhan.
Berbekal uang Rp 1 juta hasil penjualan kemiri, Jenaut memutuskan untuk membawa anaknya ke Klinik Pratama St Clara di Peot di Kelurahan Satar Peot, Borong, Kecamatan Borong pada Minggu (8/11/2020).
Dokter di klinik tersebut menyebut Ermelinda menderita hepatitis B dan hemoglobin rendah.
Dokter menyarankan agar Ermelinda dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ben Mboi Ruteng, Kabupaten Manggarai.
Kesulitan Dana
Ambrosius Adir, keluarga yang mendampingi Ermelinda di klinik St Klara mengatakan, pihaknya sangat mau Ermelinda dirujuk ke RSUD Ben Mboi Ruteng. Namun, saat ini keluarga masih kesulitan biaya.
"Kami sedang berupaya mengurus BPJS. Kalau BPJS sudah keluar, keluarga masih kesulitan biaya makan minum jika nanti dirujuk ke RSUD Ruteng," katanya.
Rosis berharap kepada siapa saja yang peduli agar membantu meringankan beban yang diderita Ermelinda.