Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Ritual Lemiwa Suku Dayak Kenyah yang Dipercayai Mengusir Virus Corona

Kompas.com - 10/11/2020, 07:05 WIB
Zakarias Demon Daton,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

SAMARINDA, KOMPAS.com – Masyarakat Desa Lekaq Kidau, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, punya ritual mengusir virus corona dan roh jahat.

Ritual ini bernama lemiwa. Ritual lemiwa biasa dilakukan ke para tamu yang berkunjung ke desa ini. Entah kunjungan kedinasan maupun kunjungan para wisatawan.

Kompas.com menyaksikan pelaksanaan ritual ini saat tiba di desa budaya ini, Sabtu (7/11/2020) bersama rombongan jurnalis dan Dinas Komunikasi dan Informatika Kutai Kartanegara.

Baca juga: Mengenal Tradisi Kuping Panjang, Simbol Kecantikan Perempuan Dayak, Gunakan Puluhan Anting Tiap Hari

Setelah tiba di desa ini, rombongan ini diarahkan menuju lamin atau aula desa yang letaknya tak jauh dari dermaga sungai.

Sebelum masuk ke lamin, Imang Laing, tokoh masyarakat setempat, muncul dari dalam lamin membawa sepotong bambu berisi air.

Imang lengkap menggunakan baju adat Dayak Kenyah.

Potongan bambu yang ia pegang, bagian atasnya ditutupi dedaunan.

Air dalam bambu itu, ia percikan ke para pengunjung sambil mengucapkan beberapa kalimat berbahasa Dayak Kenyah.

Baca juga: Denny Indrayana Blusukan, Ini Tanggapan Tokoh Adat Dayak di Kalsel

Inti ucapan Imang, mengusir semua penyakit, roh jahat termasuk virus corona yang dibawa para pengunjung.

Ritual ini berlangsung singkat.

Usai memercikan air ke pengunjung, Imang lalu mempersilakan rombongan masuk ke ruang lamin.

Imang menjelaskan maksud ritual yang ia lakukan itu mengusir virus (corona) dan semua penyakit agar tak masuk ke desa ini.

Selain menghalau virus, percikan air ke para pengunjung juga dimaksud membersihkan penyakit dari pengunjung agar kembali ke tempat masing-masing diberi kesehatan dan keselamatan.

“Ini biar virus dan semua penyakit tidak masuk ke desa ini. Buat para tamu juga diberi kesehatan dan keselamatan pulang ke tempat masing-masing,” ungkap Imang usai melakukan ritual ini, Sabtu.

Baca juga: Ritual Kuda Lumping Mandi dan Pengingat Bersih Diri di Tengah Pandemi

Pengusiran virus corona dan penyakit, kata Imang, disimbolkan dengan percikan air yang diisi dalam bambu.

Menurut Pjs Kepala Desa Lekaq Kidau, Adang, air yang disimpan dalam bambu sudah diberi doa dalam ritual adat khusus.

“Air itu bukan air biasa. Sudah diberkat oleh para tetua adat sebelum digunakan mengusir virus dan segala penyakit masuk ke desa ini,” terang dia.

Air dalam ritual lemiwa, kata Adang, dianggap sebagai air kehidupan yang bisa membersihkan para pengunjung dari segala penyakit.

Lebih jauh, masyarakat Desa Lekaq Kidau juga selalu mengganggap orang yang berkunjung ke desa ini bagian dari keluarga, berasal dari satu nenak moyang.

Karena itu, ritual ini jadi penting dalam proses penyambutan para tamu guna mendekatkan masyarakat setempat dan para pengunjung sebagai bagian dari keluarga.

“Apabila ada tamu yang berkunjung baru kita bikin (ritual lemawi). Supaya kita jadi sehat dan kuat,” katanya.

Baca juga: Ritual Adat Potong Kerbau Iringi Pendaftaran Calon Bupati Perempuan Pertama di TTU

Menuju desa ini rombongan jurnalis menyusuri Sungai Mahakam menggunakan kapal kayu sekitar 4,5 jam dari Tenggarong. Jaraknya kurang lebih 33 kilometer berlokasi di tepi Sungai Mahakam.

Desa ini ditetapkan sebagai salah satu desa budaya di Kutai Kertanengara karena mempertahankan tradisi adat dan budayanya.

Masyarakat yang mendiami ini umumnya suku Dayak Kenyah dengan jumlah penduduk sekitar 685 jiwa dari 150 kepala keluarga.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com