MAGELANG, KOMPAS.com - Ibu muda bernama Warti (33), salah satu dari ratusan pengungsi bencana erupsi Gunung Merapi merasa beruntung disambangi Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Warti yang baru saja melahirkan itu bahkan diberi uang sumbangan oleh Ganjar.
Momentun ini terjadi ketika Ganjar meninjau tempat evakuasi akhir (TEA) di Desa Deyangan, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang, Jumat (6/11/2020).
Saat itu, Warti menggendong bayinya yang belum genap berusia sebulan berdiri di depan bilik pengungsi saat Ganjar tiba.
Baca juga: Pesan Ganjar kepada Paslon yang Kampanye: Tidak Usah Ndakik-ndakik, yang Konkret Saja...
Melihat dirinya, Ganjar langsung menyapa lalu berbincang menanyakan kondisinya dan anaknya.
“Usianya berapa? Setengah bulan? Sehat kan?,” tanyanya.
" Alhamdulillah sehat," ujar Warti mengangguk.
Ganjar spontan memanggil ajudannya, lalu meminta beberapa lembar uang pecahan Rp 100.000.
Uang tersebut kemudian diserahkan kepada Warti sebagai sumbangan atau kado atas kelahiran bayinya. Masyarakat di Jawa Tengah biasa menyebut dengan tilik bayi.
“Nyoh, tilik bayek (bayi). Semoga manfaat. Semoga jadi anak yang soleh, pinter, dan mencintai bangsa dan negara,” tutur Ganjar sambil membelai kepala sang bayi.
Lucu saat Ganjar bertanya kepada Warti, arti dari nama anak keduanya itu. Warti menjawab tidak tahu. Sontak mengundang gelak tawa semua orang yang ada di sana.
“Namanya siapa? Mizan? Oh, Mizan Alfa Nurrohman. Artinya apa?,” tanya Ganjar.
“Mboten ngertos (tidak tahu), ” kata Warti tersenyum.
“Lho, sing njenengi sopo? (yang memberi nama siapa?),” tanya Ganjar lagi.
Baca juga: Bilik Kayu untuk Cegah Covid-19 di Pengungsian Warga Lereng Merapi, Ganjar: Ini The Best!
Warti mengaku tidak menyangka mendapat hadiah tak terduga dari orang nomor satu di Jawa Tengah itu. Mizan, anak keduanya lahir pada 24 Oktober 2020 lalu. Kondisinya masih belum pulih betul pascapersalinan.
Namun, ia harus mengungsi karena aktivitas vulkanik Gunung Merapi meningkat. Ia tinggal di Dusun Trono, Desa Krinjing, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang, yang jaraknya hanya 5 kilometer dari puncak Gunung Merapi.
"Senang, mboten nyangka (tidak menyangka) dapat hadiah dari Pak Ganjar. Uangnya mau buat sangu (bekal) di pengungsian," tambah Warti.
Di pengungsian ia tinggal bersama anak perempuan pertamanya, beberapa saudara serta tetangga.
Sementara sang suami masih berada di rumahnya untuk berjaga-jaga. Warti berharap kondisi Gunung Merapi segera membaik sehingga ia bisa kembali ke rumah.
Seperti diketahui, ada lebih dari 607 pengungsi Gunung Merapi yang tersebar di 4 titik tempat evakuasi akhir (TEA) di desa-desa penyangga, antara lain Desa Banyurojo, Desa Deyangan, Desa Mertoyudan dan Desa Tamanagung.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.