Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

SD di Pekanbaru Dirusak Satu Keluarga, Para Guru Syok dan Histeris Saat Tembok Dirobohkan

Kompas.com - 08/11/2020, 22:03 WIB
Idon Tanjung,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

PEKANBARU, KOMPAS.com - Bangunan tembok SD Taruna Islam di Jalan Melur Indah, Kelurahan Tangkerang Timur, Kecamatan Tenayan Raya, Kota Pekanbaru, Riau, dirusak sejumlah pria yang merupakan satu keluarga.

Para pria tersebut merobohkan tembok sekolah, karena mengklaim bangunan tembok sekolah itu berdiri di atas tanah orangtuanya.

Menurut cerita dari Pendiri Yayasan Taruna Islam, Supriyadi, sejak tahun 2017, para pelaku mengklaim bangunan sekolah itu sebagiannya memakai tanah orangtua mereka.

"Mereka mengklaim sebagian tanah sekolah kami ini tanah orangtuanya. Tapi, kami merasa tidak ada permasalahan antara kami dengan sepadan tanah sekolah," ujar Supriyadi saat diwawancarai wartawan, Sabtu (7/11/2020).

Baca juga: Bapak Kapolri, Bapak Presiden, Sekolah Kami Dirusak Oknum Tak Bertanggung Jawab

7 kali mediasi

Dia mengatakan, untuk menyelesaikan kasus ini, kedua belah pihak sudah dilakukan tujuh kali mediasi.

Mediasi dilakukan mulai tingkat RT, RW, Camat, Badan Pertanahan Nasional (BPN), kepolisian hingga DPRD Pekanbaru.

Namun, masalah tersebut tidak kunjung ada titik terang.

"Sebenarnya kalau memang ada masalah yang mereka rasa ada tumpang tindih tanah, mestinya mereka tempuh jalur hukum. Tidak dengan cara (merusak) seperti ini," kata Supriyadi.

Baca juga: SD Dirusak Satu Keluarga, Video Guru Minta Tolong ke Presiden Viral

Luas tiba-tiba bertambah

Dia mengatakan, tanah orangtua pelaku sudah memiliki sertifikat hak milik (SHM) dengan luas 8.130 meter persegi.

Namun, belakangan pelaku menyebut luas tanahnya seluas 9.920 meter persegi.

"Padahal sudah ada sertifikat mereka, di situ jelas luasnya. Jadi kita memang tidak ada masalah dengan sepadan. Dan bahkan, sekolah kita ini justru sudah mundur dari batas yang seharusnya," ujar Supriyadi.

Untuk sekolahnya, juga sudah memiliki SHM yang dibeli pada tahun 2013 silam, dengan luas 2.070 meter persegi.

"Dan itupun pakai pembiayaan bank. Bank sudah cek ke BPN tidak ada masalah selama ini. Makan biaya miliaran, kan enggak mungkin enggak dicek. Sepadan lain kami tak ada masalah, cuma sepadan di bagian timur saja yang dipermasalahkan," kata Supriyadi.

Baca juga: Terdengar Suara Minta Tolong dari Dalam Sumur, Saat Diperiksa Ternyata Suami Istri Telah Tewas

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com