Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta Terkini Gunung Merapi, Warga Rentan Dievakuasi hingga Pesan Juru Kunci

Kompas.com - 08/11/2020, 12:09 WIB
Michael Hangga Wismabrata

Editor

KOMPAS.com - Sejumlah warga di Balerante, Klaten, Jawa Tengah, yang dianggap rentan saat terjadi erupsi Merapi, mulai dievakuasi.

Warga yang rentan itu, menurut Pemerintah Kabupaten Klaten, adalah anak-anak, wanita hamil dan lanjut usia (lansia).

Selain di Klaten, sejumlah warga di Magelang juga telah dievakuasi ke tempat pengungsian sementara.

Baca juga: Intensitas Kegempaan Gunung Merapi Dilaporkan Terus Meningkat

Sementara itu, juru kunci Gunung Merapi Mas Kliwon Suraksohargo Asihono meminta warga di sekitar lereng Merapi untuk lebih waspada dan mematuhi anjuran pemerintah.

Untuk diketahui, status Gunung Merapi di perbatasan Jawa Tengah-Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) ditingkatkan dari Waspada (level II) menjadi Siaga (level III).

Berikut ini fakta terkini kondisi Gunung Merapi:

1. Ratusan warga di Klaten dievakuasi

Kantor Desa Balerante, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah menjadi tempat evakuasi sementara warga jika Gunung Merapi erupsi.KOMPAS.comLABIB ZAMANI Kantor Desa Balerante, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah menjadi tempat evakuasi sementara warga jika Gunung Merapi erupsi.
Gunung Merapi dilihat dari udara di Desa Balerante, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.KOMPAS.com/ANGGARA WIKAN PRASETYA Gunung Merapi dilihat dari udara di Desa Balerante, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.

Menurut Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Kabupaten Klaten, Sip Anwar dihubungi Kompas.com, Minggu (8/11/2020), ada sekitar 150 warga telah dievakuasi.

Hal itu dilakukan, menurut Sip Anwar, untuk antisipasi jika terjadi erupsi Gunung Merapi.

"Prinsip saya mengedepankan persuasif kepada warga masyarakat. Harapan kita iya bisa kita ajak untuk turun karena keselamatan itu yang utama," ujar dia.

Seperti diketahui, petugas mengevakuasi warga di Desa Balerante yang masuk wilayah rawan.

Warga ditempatkan sementara di Kantor Desa Balerante karena lokasi itu berjarak sekitar 9 kilometer sehingga jarak aman dari Merapi.

Baca juga: Status Gunung Merapi Siaga, Warga Rentan di Klaten Mulai Dievakuasi

2. Pengungsi di Magelang capai 635 orang

TEA pengungsi erupsi Gunung Merapi di Desa Banyurojo, Kecamatan Mertoyudan, Kabupten Magelang disusun bilik atau sekat untuk mencegah penyebaran Covid-19, Jumat (6/22/2020).KOMPAS.COM/IKA FITRIANA TEA pengungsi erupsi Gunung Merapi di Desa Banyurojo, Kecamatan Mertoyudan, Kabupten Magelang disusun bilik atau sekat untuk mencegah penyebaran Covid-19, Jumat (6/22/2020).

Dilansir dari Antara, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magelang Edy Susanto, menyebut telah mengevakuasi warga di sejumlah titik.

"Kemarin ada 607 pengungsi, saat ini jadi 635 orang. Tambahan 28 pengungsi ini berasal dari Desa Ngargomulyo dan Paten, Kecamatan Dukun," katanya saat meninjau pos pengungsian Merapi di Balai Desa Deyangan, Kecamatan Mertoyudan di Magelang, Sabtu.

Selama di pengungsian, warga diminta untuk tetap menerapkan protokol kesehatan.

"Seperti kemarin, kepada para pengungsi tetap dilakukan protokol kesehatan dengan dilakukan 'rapid test' (tes cepat)," katanya.

Baca juga: Ratusan Warga Lereng Merapi Wilayah Magelang Mulai Dievakuasi

3. Kata juru kunci Merapi

Juru Kunci Gunung Merapi Mas Kliwon Suraksohargo Asihono saat menemui wartawan.KOMPAS.COM/YUSTINUS WIJAYA KUSUMA Juru Kunci Gunung Merapi Mas Kliwon Suraksohargo Asihono saat menemui wartawan.

Mas Asih, panggilan akrab juru kunci Gunung Merapi mengatakan, imbauan pemerintah soal mengungsi harus didengarkan.

Hal itu, menurutnya, adalah untuk keselamatan bersama. Namun dirinya juga mengakui, warga di sekitar lereng Merapi sudah mengenal karakter Merapi.

"Iya, sebenarnya masyarakat sudah sadar dengan kondisi Merapi ada peningkatan itu mereka menyesuaikan, karena sudah pengalaman tahun 2010. Jadi tanpa disuruh saja mereka sudah sadar sendiri bahwa memang berbahaya," jelasnya.

Baca juga: Status Gunung Merapi Naik Jadi Siaga, Ini Pesan Juru Kunci...

4. Pantauan BNPB

Aktivitas guguran kecil material Gunung Merapi terlihat di Tlogolele, Selo, Boyolali, Jawa Tengah, Jumat (6/11/2020). Berdasarkan data laporan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) per enam jam pada pukul 06.00-12.00 WIB tercatat aktivitas kegempaan guguran sebanyak 10 dan amplitudo 6-30 mm dengan durasi 19,5-86,12 detik.ANTARA FOTO/ALOYSIUS JAROT NUGRO Aktivitas guguran kecil material Gunung Merapi terlihat di Tlogolele, Selo, Boyolali, Jawa Tengah, Jumat (6/11/2020). Berdasarkan data laporan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) per enam jam pada pukul 06.00-12.00 WIB tercatat aktivitas kegempaan guguran sebanyak 10 dan amplitudo 6-30 mm dengan durasi 19,5-86,12 detik.

Dilansir dari Antara, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) di Jakarta, mengidentifikasi wilayah yang masuk kategori status keadaan darurat.

Hal itu utnuk menyikapi potensi erupsi gunung yang berbatasan di Provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Kepala BNPB Doni Monardo menjelaskan, pihaknya juga memantau persiapan pemerintah daerah dalam upaya kesiapsiagaan, seperti antisipasi evakuasi warga di tengah pandemi COVID-19.

"Bila tempat pengungsian belum layak agar koordinasikan dengan Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB dan BPBD sehingga bisa tetap terjaga protokol kesehatan," kata Doni.

(Penulis: Kontributor Solo, Labib Zamani, Kontributor Yogyakarta, Wijaya Kusuma | Editor: Dheri Agriesta, Teuku Muhammad Valdy Arief)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com