Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 07/11/2020, 19:12 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Sebanyak 19 karung pupuk diduga palsu dikumpulkan para petani Kabupaten Tulungagung pada Jumat (6/11/2020).

Saat digunakan, pupuk nitrogen phospor dan kalium (NPK) yang diduga palsu itu membuat tanaman petani menguning.

Petani membeli pupuk tersebut dengan harga Rp 175.000 hingga Rp 190.000 per karung dengan berat 50 kilogram.

Menurut Ketua Gapoktan Argo Lestari Samsuri, secara fisik, pupuk yang diduga palsu tersebut berbeda dengan pupuk yang asli.

Baca juga: Pupuk Palsu Beredar Menjelang Masa Tanam, Buat Tanaman Petani Menguning

Warna pupuk terlihat lebih gelap dan mudah pecah. Selain itu, saat direndam air, pupuk tersebut cepat hancur dan mengendap seperti lumpur.

Namun pupuk yang diduga palsu tersebut dikemas dengan karung pupuk bersubsidi.

“Karungnya ya sama seperti pupuk subsidi, tapi setelah digunakan memupuk tanaman jagung, jadi menguning daunnya,” ujar Samsuri di lokasi penyimpanan pupuk diduga palsu, Jumat (6/11/2020).

Baca juga: Usut Peredaran Pupuk yang Diduga Palsu di Tulungagung, Polisi Periksa 3 Saksi

Sulit mendapatkan pupuk bersubsidi

Samsuri mengatakan dari keterangan warga, pupuk tersebut beredar sejak September 2020 bersamaan dengan awal musim panen.

Para petani mendapatkan pupuk tersebut dari kios milik seorang pedagang di Desa Ngarejo.

Petani terpaksa membeli di kios tersebut karen kesulitan saat membeli pupuk di kios resmi.

“Karena pupuk sulit didapat di toko resmi, petani membeli di kios biasa,” kata Samsuri.

Baca juga: Ibarat Seperti Jatuh Tertimpa Tangga, Harga Hasil Tani Sudah Murah, Pupuk Masih Saja Sulit

"Saat beli kami (petani) tidak tahu apakah itu asli atau palsu. Meskipun sempat curiga karena jahitan pada kemasan luar terlihat berbeda, warna NPK gelap dan lembek," katanya.

Sementara itu Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida Tulungagung Gatot Rahayu mengatakan, pupuk asli akan terasa dingin saat dimasukkan dalam air. Sementara pupuk yang diduga palsu tersebut tak mengubah suhu air.

"Kalau yang palsu terasa biasa, karena tidak mengubah suhu air," kata Gatot.

Ia mengatakan sampai saat ini, terdapat 19 karung pupuk palsu yang dikumpulkan petani.

“Ada sekitar 19 karung pupuk, dan belum kami ketahui pupuk ini dari mana asalnya,” kata Gatot.

Baca juga: Petani Kepung 2 Truk Pengangkut Pupuk Subsidi, DPKP Tuban: Sebenarnya Stoknya Cukup

Sementara tu Satreskrim Polres Tulungagung menyelidiki pengedar pupuk yang diduga palsu di wilayah Tanggunggunung, Tulungagung, Jawa Timur dan telah mengamankan 19 karung pupuk diduga palsu.

"Kasus ini sedang kami dalami, sedang menyelidiki. Sedangkan pupuk yang diduga palsu sudah kami amankan sebanyak 19 karung pupuk, dengan masing-masing karung berisi sekitar 50 kilogram," kata Kepala Satuan Reskrim Polres Tulungagung, AKP Ardyan Setyantoro.

Sejauh ini, polisi telah memeriksa tiga saksi. Mereka terdiri dari dua petani yang menjadi korban dan seorang penjual pupuk yang diduga palsu itu.

Baca juga: Petani Kembali Kepung 2 Truk Pengangkut Pupuk Bersubsidi, Ini Alasannya...

"Kami akan menguji di laboratorium untuk mengetahui apakah pupuk itu asli atau tidak," katanya.

Sampai saat ini, polisi belum menemukan peredaran pupuk palsu di tempat lain. Polisi baru mendapat informasi tentang pupuk palsu di Desa Ngrejo karena petani heboh dengan tanaman jagung yang menguning usai diberi pupuk.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Slamet Widodo | Editor: Dheri Agriesta)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Dukung Sektor Pertanian, Wabup Kukar Siapkan Anggaran hingga Rp 1 Triliun

Dukung Sektor Pertanian, Wabup Kukar Siapkan Anggaran hingga Rp 1 Triliun

Regional
Setelah Kereta Cepat Whoosh Beroperasi

Setelah Kereta Cepat Whoosh Beroperasi

Regional
Cekatan Tangani Banjir di Kota Semarang, Mbak Ita Dipuji Anggota DPRD

Cekatan Tangani Banjir di Kota Semarang, Mbak Ita Dipuji Anggota DPRD

Regional
Maksimalkan Satu Data Indonesia Sumut, Diskominfo Sumut Tekankan Standardisasi Aplikasi Pemerintah

Maksimalkan Satu Data Indonesia Sumut, Diskominfo Sumut Tekankan Standardisasi Aplikasi Pemerintah

Regional
Jelang Musim Hujan, Pemkot Semarang Jalankan Revitalisasi Saluran Air untuk Antisipasi Banjir

Jelang Musim Hujan, Pemkot Semarang Jalankan Revitalisasi Saluran Air untuk Antisipasi Banjir

Regional
Pasar Slogohimo Terbakar, Pasar Darurat Digelar di Lapangan Kelurahan Bulusari

Pasar Slogohimo Terbakar, Pasar Darurat Digelar di Lapangan Kelurahan Bulusari

Regional
Komparasi Kereta Cepat Whoosh dan KA Argo Parahyangan

Komparasi Kereta Cepat Whoosh dan KA Argo Parahyangan

Regional
Syukuran Pendopo Serambi Madinah, Pemkab Tanah Bumbu Gelar Tabuhan 1.000 Rebana

Syukuran Pendopo Serambi Madinah, Pemkab Tanah Bumbu Gelar Tabuhan 1.000 Rebana

Regional
Setahun Tragedi Kanjuruhan dan Perjuangan Mencari Keadilan

Setahun Tragedi Kanjuruhan dan Perjuangan Mencari Keadilan

Regional
Hadiri Fashion Show Istana Berbatik, Gubernur Syamsuar Promosikan Batik Riau Hasil Kreasi Pebatik Daerah

Hadiri Fashion Show Istana Berbatik, Gubernur Syamsuar Promosikan Batik Riau Hasil Kreasi Pebatik Daerah

Regional
Kepala BPBD Riau: Kabut Asap di Riau Berasal dari Karhutla di Sumsel dan Jambi

Kepala BPBD Riau: Kabut Asap di Riau Berasal dari Karhutla di Sumsel dan Jambi

Regional
Pj Gubernur Sulsel Bakal Bangun 100.000 Rumpon untuk Sejahterakan Nelayan

Pj Gubernur Sulsel Bakal Bangun 100.000 Rumpon untuk Sejahterakan Nelayan

Regional
Dorong Pemberdayaan Zakat dan Masyarakat area Malang, Dompet Dhuafa Ciptakan Minuman dari Lidah Buaya

Dorong Pemberdayaan Zakat dan Masyarakat area Malang, Dompet Dhuafa Ciptakan Minuman dari Lidah Buaya

Regional
Hadir di Acara Penutupan Discover North Sulawesi, Puan Terkesan Keramahan Masyarakat Sulut

Hadir di Acara Penutupan Discover North Sulawesi, Puan Terkesan Keramahan Masyarakat Sulut

Regional
Hadiri IGA 2023, Mbak Ita Paparkan 2 Program Inovasi Unggulan Pemkot Semarang

Hadiri IGA 2023, Mbak Ita Paparkan 2 Program Inovasi Unggulan Pemkot Semarang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com