KOMPAS.com - Sebanyak 19 karung pupuk diduga palsu dikumpulkan para petani Kabupaten Tulungagung pada Jumat (6/11/2020).
Saat digunakan, pupuk nitrogen phospor dan kalium (NPK) yang diduga palsu itu membuat tanaman petani menguning.
Petani membeli pupuk tersebut dengan harga Rp 175.000 hingga Rp 190.000 per karung dengan berat 50 kilogram.
Menurut Ketua Gapoktan Argo Lestari Samsuri, secara fisik, pupuk yang diduga palsu tersebut berbeda dengan pupuk yang asli.
Baca juga: Pupuk Palsu Beredar Menjelang Masa Tanam, Buat Tanaman Petani Menguning
Warna pupuk terlihat lebih gelap dan mudah pecah. Selain itu, saat direndam air, pupuk tersebut cepat hancur dan mengendap seperti lumpur.
Namun pupuk yang diduga palsu tersebut dikemas dengan karung pupuk bersubsidi.
“Karungnya ya sama seperti pupuk subsidi, tapi setelah digunakan memupuk tanaman jagung, jadi menguning daunnya,” ujar Samsuri di lokasi penyimpanan pupuk diduga palsu, Jumat (6/11/2020).
Baca juga: Usut Peredaran Pupuk yang Diduga Palsu di Tulungagung, Polisi Periksa 3 Saksi
Samsuri mengatakan dari keterangan warga, pupuk tersebut beredar sejak September 2020 bersamaan dengan awal musim panen.
Para petani mendapatkan pupuk tersebut dari kios milik seorang pedagang di Desa Ngarejo.
Petani terpaksa membeli di kios tersebut karen kesulitan saat membeli pupuk di kios resmi.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.