Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Kita Klarifikasi, Matanya yang Disebut Dicongkel, Itu Tidak Benar"

Kompas.com - 07/11/2020, 17:45 WIB
Rachmawati

Editor

“Akan diselidiki. Tadi saya rapat dengan Pak Wakapolres. Kalau dibiarkan, membahayakan. Keluarga M siap memberikan kesaksian,” kata Ugas

Ugas juga menjelaskan jika pihaknya akan melakukan tracing kepada keluarga M karena mereka membuka jenazah pasien saat sampai di rumah duka.

Baca juga: Video Viral Mata Jenazah Pasien Covid-19 Hilang, Polisi Selidiki Pengunggah Video

"Tak mungkin saya menjual organ"

Hal senada juga dijelaskan oleh Plt Direktur RSUD dr Mohamad Saleh sekaligus Jubir Satgas Covid-19 Kota Probolinggo Abraar Kuddah.

Ia membantah mata jenazah M, pasien Covid-19 asal Probolinggo hilang.

Menuurtnya M meninggal pada Kamis (5/11/2020) pukul 12.56 WIB. Dia diagnosis menderita stroke hemorargic, respiratory failuler TP 1, dan terkonfirmasi positif Covid-19.

Pemulasaran dilakukan di kamar mayat RSUD dr Moh Saleh dan disaksikan kakak serta kerabat pasien.

"Misalkan memang benar ada pengambilan organ terhadap pasien, tentunya pihak keluarga sudah protes sejak awal," jelas Abraar di RSUD Moh Saleh, Jumat (6/11/2020) malam.

Baca juga: Viral, Video dan Foto Mata Jenazah Pasien Positif Covid-19 Hilang, Ini Penjelasan Satgas

Menurutnya pemulasaraan dilaksanakan dengan prosedur dan diawasi oleh Forum Komunikasi Umat Beragama setempat.

"Bahkan untuk petinya kami rakit ketika ada jenazah kasus Covid-19. Jadi ukuran pas sesuai dengan tubuh jenazah, penempatan posisi jenazah pun tetap kami perhatikan."

"Jika dia muslim kami posisikan miring, dan apabila dia non-muslim kami posisikan terlentang," ujar Abraar.

Setelah pemulasanan selesai, jenazah diambil petugas dan diantar menggunakan ambulans ke Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo.

Baca juga: Sejumlah Pegawai Positif Covid-19, RSUD Waluyo Jati Probolinggo Kembali Ditutup

Lebam mayat

Ilustrasi.THINKSTOCK Ilustrasi.
Terkait fenomena keluar darah dari tubuh jenazah, Abraar menjelaskan hal tersebut terjadi karena proses yang dinamakan lebam mayat.

Proses ini membuat darah turun dari gravitasi yang paling tinggi.

Jika posisinya sama dalam waktu 6 sampai 8 jam, akan muncul warna kebiru-biruan di punggung jenazah.

Karena posisi jenazah pasien miring maka pendarahannya akan turun.

Baca juga: Kepala Dispertahankan Probolinggo Sudiman Meninggal karena Covid-19

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com