Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Raden Mattaher Jadi Pahlawan Nasional, Panglima Perang yang Ditakuti, Gugur Usai Shalat Malam

Kompas.com - 07/11/2020, 16:48 WIB
Suwandi,
Farid Assifa

Tim Redaksi

JAMBI, KOMPAS.com - Setelah beberapa kali pengusulan, akhirnya Kementerian Sosial menetapkan Panglima Perang Raden Mattaher sebagai pahlawan nasional.

Daya juang Raden Mattaher dalam menumpas serdadu Belanda telah menginspirasi rakyat Jambi. Sebab gerakannya identik dengan perlawanan rakyat kala itu.

Namanya telah terpatri di rumah sakit, jalan, yayasan pendidikan, bahkan lapangan tembak. Bersama Depati Parbo, Raden Mattaher telah ditetapkan sebagai pahlawan Jambi.

"Alhamdulilah, Raden Mattaher telah ditetapkan sebagai pahlawan nasional," kata Kepala Dinas Sosial Provinsi Jambi Arief Munandar melalui sambungan telepon, Sabtu (7/11/2020).

Presiden Joko Widodo, kata Arief, akan menyerahkan gelar pahlawan nasional untuk Raden Mattaher kepada ahli warisnya, Ratumas Siti Aminah Ningrat (Nina) didampingi Pemprov Jambi pada 10 November ini.

Arief mengakui pengusulan Raden Mattaher sebagai pahlawan nasional sudah dilakukan beberapa kali karena syaratnya cukup berat.

Baca juga: Kemensos Sempat Terima 20 Usulan Nama Calon Pahlawan Nasional Tahun Ini

Ia menyebutkan sejumlah syaratnya, yakni harus ada buku, kajian akademis, data otentik, pembentukan panitia anugerah dari kabupaten/kota sampai provinsi dan kelompok diskusi terpumpun (FGD).

"Syarat paling penting, sang pahlawan tidak pernah tunduk dan menyerah kepada Belanda," kata Arief.

Jambi tidak hanya mengusulkan nama Raden Mattaher, tetapi juga Depati Parbo. Namun baru Singo Kumpeh yang diakui negara.

Silsilah Raden Mattaher

Peneliti Sejarah dari Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNP) Kepri, Dedi Arman dalam bukunya, Raden Mattaher Pejuang Rakyat Jambi Melawan Kolonial, menuturkan Raden Mattaher adalah keturunan dari Sultan Thaha Saifuddin, pahlawan nasional dari Jambi.

Hubungannya adalah ayah Raden Mattaher bernama Pangeran Kusin merupakan anak Pangeran Adi, saudara kandung Sultan Taha Syaifudin.

Raden Mattaher terlahir dari pasangan yang berkuasa di Sikamis, sekarang Desa Kasang Melintang, Kecamatan Air Hitam, Kabupaten Sarolangun.

Ayahnya adalah Raden Kusin bergelar Pangeran Jayoningrat bin Pangeran Adi bin Sultan Mochammad Fachruddin.

Ibunya adalah Ratumas Esa (Tija). Ibu Raden Mattaher merupakan kelahiran Mentawak, Air Hitam Pauh, yang dahulunya adalah daerah tempat berkuasanya Temenggung Merah Mato.

Raden Mattaher lahir tahun 1871 dan meninggal ditembak di rumahnya sendiri, dalam sebuah operasi Belanda, pada 10 September 1907.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com