KOMPAS.com - Sepeda balap merek United Sterling warna oranye milik Tarwi mantan atlet balap sepeda hilang saat diparkir di rumah di Jalan Ngagel, Kebonsari, Surabaya pada Jumat (6/11/2020).
Dari CTTV, pencurian dilakukan oleh seorang remaja sekitar pukul 04.30 WIB.
Sepeda milik Tarwi adalah sepeda yang bersejarah bagi keluarga. Pada tahun 2002, Tarwi menggunakan sepada itu gowes dari Surabaya ke Jakarta
Kala itu Tarwi berangkat dari Surabaya setelah shalat Shubuh. Empat hari kemudian, ia baru mengabari keluarganya jika sudah sampai Jakarta dengan bersepeda.
Baca juga: Sepeda Bersejarah Milik Tarwi Dicuri, Pernah Dipakai Gowes Surabaya-Jakarta Saat Berusia 79 Tahun
Sebelum ke Jakarta, mantan atlet dan pelatih balap sepeda yang populer di era 1970-an itu tak pernah memberitahukan rencana tersebut ke keluarganya.
Pada September 2020, Tarwi yang berusia 79 tahun kembali mengulang capaiannya di kegiatan Tour de Jawa 1.100 Km is Back.
Ia mulai bersepeda dari Universitas Negeri Surabaya, Lidah Wetan ke Jakarta dan menempuh jarak 1.100 Km pada 17-26 September 2020.
Ony Cristiana Dewi, anak dari Tarwi mengatakan jika pihak keluarga sangat menyesalkan pencurian sepeda legendaris itu.
Baca juga: Sepeda Bersejarah yang Dipakai Gowes dari Surabaya ke Jakarta Dicuri, Pelaku Terekam CCTV
Apalagi pada Sabtu (7/11/02020) sepeda tersebut rencananya akan digunakan untuk menjajal Vortual Challange dengan Zwift Indonesia.
Ia bercerita sepeda tersebut diketahui hilang saat sang ayah, Tarwi membuka pintu pagar selepas shalat Shubuh,
"Tadi pagi bapak Tarwi habis sholat subuh, beliau membuka pintu pagar kondisi gembok sudah hilang, tadi malam sekitar jam 21.00 yang mengunci pagar rumah juga bapak sendiri" ujarnya.
Baca juga: Pengakuan Pencuri Sepeda di Asrama TNI Bandung: Uangnya Buat Main Game Online
Menurut Ony, sepeda oranye merek United Sterling itu sebelumnya sempat ingin dibeli Jakpro untuk dimuseumkan di Jakarta International Velodrome.
Namun karena Tarwi masih menyukainya, tawaran Jakpro selaku pengelola Jakarta International Velodrome untuk sementara ditolaknya.
Jika dirunut ke belakang, ini merupakan kehilangan sepeda yang ke-14 kalinya di rumah yang sama.
Agaknya pencuri yang beraksi paham betul bahwa sepeda adalah benda paling berharga yang mudah dibawa kabur dari rumah yang sudah ditempati Tarwi dan keluarga selama puluhan tahun tersebut.