Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Uji Coba PLTA Poso, Ratusan Hektare Sawah di Sekitar Danau Terendam Selama 4 Bulan

Kompas.com - 07/11/2020, 14:55 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Uji coba pintu air untuk menaikkan dan menurunkan debit air bendungan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Poso menyebabkan permukaan air Danau Poso naik.

Hal tersebut mengakibatkan 426 hektare areal persawahan terendam luapan air danau hingga tidak bisa ditanami sejak Juli 2020.

Suratno, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah mengatakan uji coba pengaturan permukaan air di bendungan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Poso milik PT. Poso Energy menyebabkan air di Danau Poso naik hingga 50 sentimeter.

Baca juga: Poso Dilanda Banjir dan Tanah Longsor

Ratusanhektare areal persawahan yang terendam tersebar di 16 desa di kecamatan Pamona Puselemba, Pamona Barat, Pamona Selatan dan Pamona Tenggara.

Tak hanya itu. Tingginya intensitas hujan di pegunungan juga memicu bertambahnya debit air di enam anak sungai yang bermuara di Danau Poso.

“Karena sekarang ini agak tinggi mungkin ada yang melaporkan lebih karena debit air di danau itu agak naik memang,” kata Suratno dilansir dari VOA Indonesia, Kamis (5/11/2020).

Baca juga: Banjir Bandang Terjang Tujuh Desa di Trenggalek, Ratusan Rumah Terendam

Suratno mengatakan Poso Energy sudah melengkapi perizinan dan persyaratan sebelum melakukan uji coba.

Dan saat ini Pemkab Poso terus memantau situasi dan berkoordinasi dengan PT Poso Energy untuk memastikan ada solusi sehingga petani tidak dirugikan.

Selain merendam areal persawahan, air dari Danau Poso juga merendam lokasi pengembalaan ternak kerbau warga di Desa Tindoli dan Tokilo.

Baca juga: Puluhan Rumah Dua Desa di Kutai Kertanegara Terendam Banjir

Terendam selama 4 bulan

Areal persawahan di desa Meko yang terendam air luapan danau Poso sehingga tidak bisa diolah petani sejak Juli 2020. Jumat ( I Gede Sukaartana Areal persawahan di desa Meko yang terendam air luapan danau Poso sehingga tidak bisa diolah petani sejak Juli 2020. Jumat (
Sementara itu I Gede Sukaartana, Kepala Desa Meko, Kecamatan Pamona Barat, mengatakan luapan air Danau Poso merendam 90 hektare sawah di desanya sejak Juli 2020.

Akibatnya, selama 4 bulan sawah di desanya tak bisa diolah.

Sukaartana mengatakan biasanya air danau hanya menggenangi persawahan pada April hingga Juni karena musiam hujan. Dan sawah akan mengering dan siap ditanami pada Juli.

“Sekarang ini ketika air danau tidak surut, bulan-bulan ini. Itu jadi pertanyaan besar sama warga. Kenapa jadi seperti ini? Curah hujan sudah kurang, sudah mulai kemarau. kok airnya tidak turun begitu?,” ujar I Gede Sukaartana.

Baca juga: Gua Bawah Tanah di Gunungkidul Tersumbat Sampah, Rumah Warga Terendam Banjir

Ia menjelaskan terendamnya persawahan di desanya, berdampak pada 150 keluarga petani.

Menurut Sukaartana, di desa itu, petani hanya bisa menanam padi satu kali dalam satu tahun. Saat panen, satu hektare sawah rata-rata mampu menghasilkan 5 ton beras senilai Rp 35 juta.

Sukaartana berharap ada solusi bagi petani yang kini gagal menanam padi pada musim tanam tahun ini.

Dia khawatir bila situasi itu berlarut-larut tanpa ada solusi, akan menambah jumlah keluarga miskin di desa itu.

Saat ini dari jumlah 877 keluarga di Desa Meko, 346 di antaranya adalah keluarga miskin.

“Pada dasarnya kami petani tidak menghalangi pembangunan. Seperti listrik itu kan memang dibutuhkan. Kemudian kalau misalnya akibat daripada perusahaan ini supaya ada listrik dan lain-lain harus dibangun, tapi harus dipertimbangkan juga jangan kami petani yang harus dikorbankan,” ujarnya.

Baca juga: Tiga Perumahan di Kabupaten Bogor Terendam Banjir, 1.100 Jiwa Mengungsi

Uji Coba Hingga Desember

Persawahan di desa Meko, kecamatan Pamona Barat yang terendam air danau Poso sehingga tidak dapat diolah oleh petani di desa tersebut. Jumat, 6 November 2020Mosintuwu/RayRarea Persawahan di desa Meko, kecamatan Pamona Barat yang terendam air danau Poso sehingga tidak dapat diolah oleh petani di desa tersebut. Jumat, 6 November 2020
Saat dikonfirmasi, Irma Suriani, Head of Environmental, Forestry & CSR Department PT. Poso Energy mengatakan uji coba pintu air PLTA Poso dimulai April dan akan berlangsung hingga Desember 2020.

Artinya, percobaan berlangsung pada saat curah hujan tinggi akibat fenomena La Nina.

Ia menyebut fenomena tersbebut akan mempengaruhi kenaikan muka air danau.

Dia menjelaskan muka air danau naik 30-50 centimeter saat pintu air ditutup mulai pukul 06.00 hingga pukul 17.00 WITA.

Baca juga: Pekerja PLTA di Cianjur yang Rakit Bom Pipa High Explosive Terancam Pidana Mati

Namun muka air akan turun ketika pintu air dibuka pada pukul 17.00 hingga pukul 06.00 WITA.

“Jadi pengaruh yang ada ataupun itu pengaruh peternakan, sawah, sedang kami pelajari sebenarnya perilaku air seperti apa ditambah dengan kondisi La Nina,” jelas Irma kepada VOA.

Ia menjelaskan uji coba itu untuk mendapatkan data kebutuhan air untuk operasional turbin PLTA Poso 1 yang akan beroperasi pada Januari 2022. PLTA Poso 1 sendiri berkapasitas 130 MW.

Baca juga: Pajak PLTA Koto Panjang Dikuasai Riau, Gubernur Sumbar Protes ke Kemendagri

Pembangkit baru itu akan melengkapi PLTA Poso Dua yang telah beroperasi sejak 2012. Total kapasitas maksimum keduanya mencapai 515 MW.

Irma mengakui luapan air danau akibat uji coba itu merendam areal persawahan, tetapi tidak sebesar angka yang diklaim masyarakat.

Menurut pendataan PT Poso Energy, areal persawahan yang terendam berkisar antara 200 -300 hektare.

Baca juga: Cerita Pedagang Rokok yang Diutangi Pekerja Akses Jalan PLTA Cisokan hingga Rp 16 Juta

Menurut Irma, pihaknya sudah menyosialisasikan kemungkinan kenaikan muka air danau Poso tersebut kepada warga di 16 desa sejak Agustus 2020.

Pihaknya juga menerima usulan dari 53 kelompok tani mengenai kegiatan yang bisa dilakukan selama persawahan mereka belum bisa diolah.

Antara lain, bantuan bibit tanaman, pembuatan karamba ikan, dan relokasi lahan pengembalaan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com