Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bilik Kayu untuk Cegah Covid-19 di Pengungsian Warga Lereng Merapi, Ganjar: Ini The Best!

Kompas.com - 07/11/2020, 14:49 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

MAGELANG, KOMPAS.com - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengapresiasi Tempat Evakuasi Akhir (TEA) warga lereng Merapi di Kabupaten Magelang yang disiapkan sesuai protokol kesehatan Covid-19. 

Ganjar menyebutkan, TEA yang dilengkapi bilik atau sekat pemisah antarpengungsi itu merupakan yang terbaik sejauh ini.

"Kenapa saya menuju ke sini, karena ini the best! sampai hari ini belum pernah ada yang membuat seperti ini. Kalau ini bisa dijadikan contoh maka sangat keren," ujar Ganjar saat mengunjungi TEA di Desa Deyangan, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang, Jumat (6/11/2020).

Protokol kesehatan memang diterapkan dengan ketat untuk mengantisipasi munculnya klaster penyebaran Covid-19 di lokasi pengungsian. Pengungsi wajib menjalani tes cepat.

Baca juga: Saya Tegaskan, Pendarahan Itu karena Stroke, Matanya yang Disebut Dicongkel Itu Tidak Benar

Sementara pengungsi yang rentan terhadap penularan virus corona baru dikelompokkan. 

Ganjar sempat berbincang dengan para pengungsi di TEA tersebut. Sebagian besar di antara mereka merupakan lanjut usia (lansia), ibu hamil dan menyusui, anak-anak, dan warga yang sakit.

Ia meminta mereka tetap semangat, menjaga kesehatan dan mematuhi imbauan petugas. 

Ganjar juga meminta warga lain yang masih berada di Kawasan Rawan Bencana (KRB) III atau kawasan yang paling dekat dengan puncak Gunung Merapi, agar tenang sambil menunggu aba-aba dari petugas di lapangan.

Momentum ketika Gubernur Jateng Ganjar Pranowo tilik bayi atau memberi hadiah kepada seorang ibu di tempat pengungsian Desa Deyangan, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang, Jumat (6/11/2020)KOMPAS.COM/IKA FITRIANA Momentum ketika Gubernur Jateng Ganjar Pranowo tilik bayi atau memberi hadiah kepada seorang ibu di tempat pengungsian Desa Deyangan, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang, Jumat (6/11/2020)
Hasil pantauan di wilayah itu, Ganjar menilai warga sudah siap jika dievakuasi kapan pun.

"Kalau memang kondisinya ini masih terkendali tidak apa-apa. Saya melihat tadi yang di daerah Boyolali oke saja tidak ada masalah, selain itu Klaten yang berada di desa terakhir juga semua sudah paham betul. Dia tinggal menunggu diperintahkan mengungsi kapan," jelasnya.

Menurut Ganjar, pengungsi bisa menggunakan sekolah atau tenda lapangan jika TEA itu penuh.

Baca juga: Bilik-bilik Kayu di Pengungsian Warga Lereng Merapi untuk Cegah Penyebaran Covid-19

"Sekolah-sekolah kan tidak dipakai, bisa digunakan untuk pengungsi. Atau siapkan tenda kalau area atau gedungnya terbatas, yang penting dibuat sesuai protokol kesehatan. Minimal dikotaki atau digaris," katanya.

Terdapat empat titik TEA di Kabupaten Magelang, di antaranya di Desa Deyangan, Desa Banyurojo, Desa Mertoyudan, dan Desa Tamanagung. Sebanyak 607 pengungsi tersebar di empat TEA itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com