Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bantah Mata Jenazah Pasien Covid-19 Hilang, Plt RSUD: Tak Mungkin Saya Menjual Organ

Kompas.com - 07/11/2020, 10:58 WIB
Ahmad Faisol,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

PROBOLINGGO, KOMPAS.com - Plt Direktur RSUD dr Mohamad Saleh sekaligus Jubir Satgas Covid-19 Kota Probolinggo Abraar Kuddah membantah mata jenazah M, pasien Covid-19 asal Probolinggo hilang.

M dirawat dan meninggal di RSUD dr Mohamad Saleh yang merupakan rumah sakit milik Pemkot Probolinggo.

Bantahan itu disampaikan Abraar untuk mengklarifikasi video viral yang menyebut satu mata jenazah M hilang.

Baca juga: Soal Video Viral Mata Jenazah Pasien Covid-19 Hilang, Satgas: Tidak Benar, Matanya Ada

Abraar mengatakan, kakak dan kerabat pasien turut melihat saat pemulasaran jenazah. 

"Misalkan memang benar ada pengambilan organ terhadap pasien, tentunya pihak keluarga sudah protes sejak awal," jelas Abraar di RSUD Moh Saleh, Jumat (6/11/2020) malam.

Dia menambahkan, pemulasaraan dilaksanakan dengan prosedur dan diawasi oleh Forum Komunikasi Umat Beragama setempat.

"Bahkan untuk petinya kami rakit ketika ada jenazah kasus Covid-19. Jadi ukuran pas sesuai dengan tubuh jenazah, penempatan posisi jenazah pun tetap kami perhatikan. Jika dia muslim kami posisikan miring, dan apabila dia non-muslim kami posisikan terlentang," ujar Abraar.

Baca juga: Viral, Video dan Foto Mata Jenazah Pasien Positif Covid-19 Hilang, Ini Penjelasan Satgas

Terkait fenomena keluar darah dari tubuh jenazah, Abraar menjelaskan, ini terjadi karena proses yang dinamakan lebam mayat.

Proses ini membuat darah turun dari gravitasi yang paling tinggi. Jika posisinya sama dalam waktu 6 sampai 8 jam, akan muncul warna kebiru-biruan di punggung jenazah.

Karena posisi jenazah pasien miring maka pendarahannya akan turun. Di saat pendarahan ini turun ada lubang-lubang dari mata, hidung, telinga, dan mulut, yang bisa dilewati.

Bisa juga darah yang membeku di atas mencair lalu turun ke bawah menjadi suatu proses lebam mayat.

Dari kejadian ini, Abraar meminta kepada masyarakat agar lebih bijak dalam menggunakan media sosial.


"Perlu kita ketahui rumah sakit ini saya pimpin, saya sebagai Plt Direktur, saya juga orang muslim, saya juga orang kesehatan. Tidak mungkin saya akan mencederai sumpah dokter dan seorang pemimpin, serta sumpah para perawat di sini dengan cara yang dituduh mau menjual organ dan lain sebagainya. Itu sangat tidak mungkin dan itu bisa dibuktikan," ujar Abraar.

Abraar menambahkan, M meninggal pada Kamis (5/11/2020) pukul 12.56 WIB. Dia diagnosis menderita stroke hemorargic, respiratory failuler TP 1, dan terkonfirmasi positif Covid-19.

Pemulasaraan berlangsung di kamar mayat RSUD dr Moh Saleh. Setelah pemulasaraan selesai, jenazah diambil oleh petugas dan diantar dengan ambulans dari RSUD Waluyo Jati Kraksaan untuk dikebumikan di TPU Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo.

Sebelumnya diberitakan, viral sebuah foto dan video yang memperlihatkan sebuah keluarga histeris saat melihat kondisi jenazah salah satu anggota keluarganya yang positif Covid-19.

Dari foto dan video yang beredar disebutkan bahwa keluar darah dari mata jenazah tersebut. Selain itu, satu mata jenazah pasien Covid-19 itu juga disebut hilang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com