Padahal, para petani membutuhkan pupuk karena mulai memasuki masa tanam jagung dan tanaman pangan lainnya.
"Susah sekali pupuk, tidak tahu harus cari di mana, para petani hampir kehabisan akal untuk mendapatkan pupuk subsidi," kata Rokhim, saat dihubungi Kompas.com.
Sementara itu, Ketua Kelompok Tani (Poktan) Tepo Sliro di Dusun Koro, Ahmad Najib mengaku belum pernah mendapatkan jatah pupuk bersubsidi.
Najib mengakui, sebagian besar petani memasuki waktu untuk memupuk sawah atau ladangnya.
Baca juga: Petani Kembali Kepung 2 Truk Pengangkut Pupuk Bersubsidi, Ini Alasannya...
Namun, mereka ingin membeli pupuk agar tak kesulitan saat waktu memupuk tiba.
"Kalau sudah tersedia pupuk di rumah, para petani itu tidak bingung pada waktunya pemupukan," jelasnya.
Ia berharap distribusi pupuk berjalan lancar seperti tahun sebelumnya agar petani tak kebingungan. Sehingga, kejadian pengadangan tak terulang.
"Ibarat seperti jatuh tertimpa tangga, harga hasil tani sudah murah, pupuk masih saja sulit," kata Najib.
(KOMPAS.com/Hamim)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.