Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beredar Rekaman Suara ASN di Makassar Minta Honorer Dukung Salah Satu Paslon Pilkada

Kompas.com - 05/11/2020, 12:54 WIB
Hendra Cipto,
Dony Aprian

Tim Redaksi

MAKASSAR, KOMPAS.com – Beredar rekaman suara seorang aparatur sipil Negara (ASN) diduga Sekretaris Camat Ujung Tanah, Andi Syaiful meminta honorer untuk mendukung salah satu pasangan calon wali kota dan wakil wali kota Makassar di Pilkada 2020.

Rekaman suara yang beredar di grup WhatsApp dan media sosial ini saat Andi Syaiful memimpin pertemuan dengan honorer, Kelompok Panitia Pemungutan Suara (KKPS) kecamatan dan Panitia Pengawas (Panwas) Kecamatan Ujung Tanah.

Permintaan dukungan terhadap salah satu pasangan calon Pilkada Makassar atas instruksi Camat Ujung Tanah, Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah dan Pejabat (Pj) Wali Kota Makassar, Rudy Djamaluddin.

“Arahannya, gubernur untuk memilih wali kota terpilih agar bisa terbangun sinergitas. Data kalian semua ada, ada nomor id kalian semua. Jadi jangan main-main, karena akan terbaca melalui IT. Mohon maaf kalau ada Panwas dan PPK ya, bantu kami sesuai dengan petunjuk pimpinan. Bagi honorer maupun tenaga sukarela, siap-siap dipecat kalau tidak mengikuti ultimatum ini,” katanya dalam rekaman tersebut.

Baca juga: Sumbangan Dana Kampanye Keponakan JK Rp 7,6 Miliar, Danny Pomanto Rp 200 Juta

Pertemuan diawali dengan mengungkit status honorer atas kewenangan pemerintah kecamatan yang disertai ancaman apabila tidak mengikuti ultimatum Camat Ujung Tanah.

Dia pun mengancam akan memecat tenaga honorer yang tidak patuh.

Menanggapi hal itu, Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah membantah dirinya berpihak kepada salah satu pasangan calon di Pilkada Makassar.

Bahkan, dia mengaku tidak mengenal Sekretaris Kecamatan Ujung Tanah.

“Sekcam itu tidak kenal dengan saya, demi Allah. Jadi orang bikin macam-macam lagi itu. Bagaimana mau kasih arahan, kenal saja tidak. Lihat saya, selama jadi Gubernur tidak pernah urusi politik. Kalau saya, simak baik-baik karakter saya yang tidak dukung mendukung. Saya hari menjadi bapaknya semua,” kata Nurdin, Rabu (4/11/2020).

Saat ditanya soal netralitas ASN, dia menegaskan akan memproses bagi yang melakukan pelanggaran.

“Kalau ASN itu tugas di Kota Makassar, ya kewenangannya Pj Wali Kota Makassar. Kalau itu ASN di provinsi, itu kewenangan saya,” kata Nurdin Abdullah.

Baca juga: Operasi Zebra di Makassar, Hanya Pengendara Lawan Arah yang Ditilang

Sementara itu, Pejabat (Pj) Wali Kota Makassar Rudy Djamaluddin mengaku mendukung semua calon peserta Pilkada Kota Makassar.

“Tidak itu, kita mendukung semua calon. Yang terpenting, terpilih pemimpin Kota Makassar yang betul-betul membangun kota,” tuturnya.

Rudy menegaskan, aturannya bagi ASN yang tidak netral di pilkada sudah ada dan jelas dalam undang-undang.

“Yang penting, ada bukti-bukti yang bisa membuktikan oknum ASN tidak netral. Karena tidak boleh gegabah menyatakan ASN terlibat, kasihan mereka. Tidak boleh terlalu cepat menyebarkan informasi-informasi yang belum fakta,” paparnya. 

Dirinya tak akan mengambil langkah hukum atas pencatutan namanya yang disebut telah menginstruksikan untuk mendukung salah satu pasangan calon pilkada.

“Tidak lah kita lapor. Saya bukan tukang lapor-lapor,” tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com