Dia pun mengeluhkan tingginya kegiatan ekspor dari Bandara Soekarno, Banten, sehingga tidak ada pemasukan untuk Jambi.
Untuk saat ini, DKP terus mencari tujuan negara ekspor baru sehingga harga udang di tingkat nelayan meningkat.
"Ada beberapa negara yang kini kita jajaki. Kita berharap bisa masuk Timur Tengah," kata Netty lagi.
Selain itu, untuk membantu nelayan di masa pandemi, pihaknya mengembangkan alat tangkap dan mencarikan teknologi pembesaran udang ketak.
Sebagian besar nelayan mengalami kesulitan di masa pandemi. Selain minim modal untuk melaut, harga ikan juga turun signifikan.
"Kita bantu alat tangkap seperti jaring, dan mengolah ikan menjadi produk makanan," kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Jambi, Temawisman melalui pesan singkat, Minggu (1/11/2020).
Ia mengatakan, program yang diberikan pemerintah salah satunya adalah unit pengolahan ikan (UPI) bagi kelompok nelayan.
Program ini, lanjut Temawisman membantu permodalan nelayan untuk mengembangkan ikan hasil tangkapan menjadi kerupuk, pempek, nuget dan bakso ikan.
Selain itu, pihaknya juga akan memberikan bantuan jaring kepada puluhan nelayan. Penyerahan bantuan ini baru akan dilaksanakan akhir Novemver dan awal Desember tahun ini.
Baca juga: Keluh Kesah Nelayan Danau Kerinci, Jumlah Tangkapan Menurun Drastis
Tidak hanya itu, nelayan juga diberi bantuan uang tunai yang bekerja sama dengan Kementerian Sosial.
"Total hasil tangkapan nelayan tahun lalu itu sekitar 52,781 ton. Kalau tahun ini belum dihitung," kata Temawisman.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.