Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Kami Kecewa dengan Jokowi, Hati Nurani Presiden Kita Sudah Mati!"

Kompas.com - 05/11/2020, 08:37 WIB
Fitri Rachmawati,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

MATARAM, KOMPAS.com - Massa dari mahasiswa di Mataram, Nusa Tenggara Barat, melakukan demonstrasi menolak Omnibus Law Undang-undang Cipta Kerja dan mendesak pemerintah membatalkan pemberlakuan UU yang dinilai cacat proses, Rabu (4/11/2020)

Massa dari mahasiswa Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Mataram (BEM Unram) yang tergabung dalam BEM Seluruh Indonesia melakukan demonstrasi di depan kantor DPRD NTB.

Baca juga: Omnibus Law, Birokrasi, Demokrasi, dan Penerbangan

Mereka membawa surat terbuka untuk Presiden Joko Widodo (Jokowi), yang berisi kekecewaan  atas sikap dan pilihan Presiden menandatangani UU Cipta Kerja yang dinilai disusun secara amburadul dan tergesa gesa.

"Kami sangat kecewa atas apa yang sudah dilakukan Presiden Jokowi yang menandatangani UU Cipta Kerja saat rakyat di seluruh nusantara menolak undang-undang tersebut. Ini artinya hati nurani Presiden kita sudah mati," ujar Irwan, Ketua BEM Unram dalam orasinya.

Baca juga: Debat Pilkada Surabaya, Machfud Arifin: Kami Temukan Banyak Rakyat Kecil Diombang-ambingkan di RS

Massa juga membawa poster tuntutan, spanduk, keranda mayat, serta ucapan belasungkawa yang bertuliskan "Turut Berduka Cita, Telah Meninggal Dunia Hati Nurani Presiden Republik Indonesia yang telah mengesahkan UU Cipta Kerja".

Ucapan bela sungkawa dilengkapi dengan foto wajah Jokowi yang kedua matanya dilubangi  dan bertuliskan #mosi tidak percaya.

Semua atribut aksi mereka tempatkan di depan pintu masuk kantor DPRD NTB. Mahasiswa juga menabur bunga kamboja simbol rasa sakit hati rakyat pada pemimpinnya.

Mahasiswa ditemui Sekwan DPRD NTB, Mahdi Muhammad yang langsung menerima surat terbuka mahasiswa untuk disampaikan ke Jokowi.

"Kami menyerahkan surat terbuka ini pada dewan untuk langsung mengirimkannya pada Presiden Joko Widodo. Ini agar dia memperhatikan, mendengar seluruh tuntutan. Kami ini kecewa padanya sebagai pemimpin di negeri ini," ujar Irwan.

Sekwan menerima surat yang berada dalam map bermotif batik,

Mahdi mengatakan, akan mengirim langsung surat tersebut ke Sekretaris Negara (Sekneg).

"Saya akan langsung mengirim surat ini, dan akan kami sampaikan pada media bahwa kami telah mengirimkan surat ini. Kami berharap surat ini dipelajari, terutama pada pasal-pasal yang kontroversi. Apakah nanti UU itu akan diubah atau akan dicabut," kata Mahdi.

Usai menyerahkan surat terbuka, mahasiswa masih melanjutkan aksi, Mereka meneriakkan yel-yel dan protes serta menyanyikan lagu darah juang dan membacakan sumpah mahasiswa.

Massa mahasiswa bergantian menyampaikan protes dan tuntutan mereka atas sikap tidak peduli rezim Jokowi-Ma'ruf atas apa yang menjadi harapan dan tuntutan rakyatnya.

Aksi berlangsung damai, bahkan aparat kepolisian membagikan masker pada mahasiswa.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com