Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Semburan Gas Liar di Indramayu Berasal dari Bekas Sumur Minyak Zaman Belanda

Kompas.com - 04/11/2020, 18:43 WIB
Kontributor Majalengka, Mohamad Umar Alwi,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

INDRAMAYU, KOMPAS.com - Semburan gas liar muncul di Indramayu, Jawa Barat, tepatnya di Blok Cilumbu, Desa Padegangan, Kecamatan Tukdana, Kabupaten Indramayu.

Lokasi semburan gas yang muncul di tengah sawah tersebut telah ditinjau oleh Pemprov Jabar.

Berdasarkan hasil peninjauan, semburan gas tersebut memiliki diameter 1,5 meter. Selain itu juga di sekitar lokasi semburan terdapat konstruksi pondasi.

Analisa sementara semburan gas tersebut terjadi di sumur minyak tua zaman Belanda, sebab terdapat casing pengeboran di lubang semburan.

"Berdasarkan keterangan warga, lokasi semburan tersebut sumur minyak zaman Belanda. Namun hanya berupa representasi eskalasi gas yang kadang dapat terpantik api dengan sendirinya," ujar Kepala Cabang Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Wilayah VII Cirebon, Noorfian Iskandar, melalui keterangan resmi diterima Kompas.com, Rabu (4/11/2020).

Baca juga: Cerita Warga Indramayu Saksikan Semburan Gas Liar di Tengah Sawah: Awalnya Ada Bunyi Ledakan

 

Sumur migas zaman Belanda

Semburan gas pertama kali muncul pada Selasa (27/11/2020). Namun setelah gas keluar dari titik tersebut, air disertai lumpur muncul, kemudian titik eskalasi gas berubah. 

"Dari hasil tinjauan ditemukan, lokasi semburan merupakan bekas titik sumur migas dibangun zaman Belanda. Hal itu diperkuat oleh pihak Pertamina bahwa umumnya sumur migas Belanda terdapat konstruksi pondasi," jelas Noorfian.

Noorfian menambahkan, saat pihaknya berkordinasi dengan PT Pertamina untuk mengatasi semburan gas tersebut.

Baca juga: Kronologi Temuan Kerangka Manusia di Bogor, Saat Karung Diangkat tiba-tiba Keluar Tulang Manusia...

Warga diminta tidak mendekat

 

Pertamina sendiri tidak memiliki data soal titik sumur minyak yang dibangun era kolonial Belanda di lokasi tersebut.

"Berdasarkan keterangan pihak PT Pertamina, bahwa semburan gas tersebut cenderung didominasi massa gas yang tertekan rendah. Sementara massa air dari bawah permukaan relatif sedikit, dimana massa air meluap tidak tampak signifikan," kata dia.

Selanjutnya, Noorfian meminta agar warga sekitar tidak mendekat ke lokasi.

Warga sebaiknya menjaga radius lebih aman serta mendukung upaya penangan keamanan bersama.

Baca juga: Misteri Guru Ngaji Tewas Dalam Sumur Tertutup Beton, Tetangga Mengaku Dengar Jeritan dan Suara Motor

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com