Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Klaster Keluarga Merebak di Kaltim, Diduga karena Pasien Covid-19 Isolasi Mandiri

Kompas.com - 04/11/2020, 15:02 WIB
Zakarias Demon Daton,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

SAMARINDA, KOMPAS.com – Klaster penularan Covid-19 melalui anggota keluarga akhir-akhir ini meluas di Kalimantan Timur (Kaltim).

Dinas Kesehatan Kaltim menduga munculnya klaster keluarga dipicu isolasi secara mandiri yang dijalani pasien positif Covid-19 tanpa gejala atau berstatus orang tanpa gejala (OTG).

Isolasi mandiri itu memang sesuai perintah Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) RI bagi OTG. Tapi sejauh ini hasil identifikasi kami justru jadi pemicu klaster keluarga,” ungkap Kepala Dinas Kesehatan Kaltim, dr Padilah Mante Runa saat dihubungi Kompas.com, Rabu (4/11/2020).

Baca juga: Pemprov Kaltim Larang ASN Positif Covid-19 Isolasi Mandiri

Hal tersebut karena pelaksanaannya, selain sulit dikontrol petugas, juga ketidakpatuhan pasien itu sendiri.

Misalnya, saat pasien Covid-19 merasa bosan berdiam di kamar, ada peluang dia berinteraksi di lingkungan sekitar atau dalam rumah masih terbuka.

Walaupun ada yang juga benar-benar menjalani isolasi mandiri secara baik dan benar.

Namun, peluang tidak patuh tergolong masih tinggi, sebab, angka penularan antar anggota keluarga akhir ini meningkat berdasarkan hasil tracing Satgas Covid-19.

Kepala Dinas Kesehatan Kaltim, dr Padilah Mante Runa saat diwawancarai awak media di Samarinda, Selasa (3/11/2020).KOMPAS.com/ZAKARIAS DEMON DATON Kepala Dinas Kesehatan Kaltim, dr Padilah Mante Runa saat diwawancarai awak media di Samarinda, Selasa (3/11/2020).

Sebagai contoh, Padilah mengisahkan dirinya saat positif Covid-19 bersama suaminya Masjaya. Keduanya terbentuk karena klaster keluarga. Namun saat ini kedua sudah sembuh.

“Kita kan enggak ada yang tahu. Namanya kita manusia biasa bisa saja lalai. Kejadian seperti saya jugakan, positif klaster keluarga. Untung saja anak-anak tidak kena,” kisahnya.

Baca juga: Tingkat Kesembuhan Pasien Covid-19 di Kaltim Capai 81,2 Persen

Untuk itu, larangan isolasi, kata Padilah tengah disosialisaskan kepada masyarakat.

Hal itu sesuai instruksi Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman RI saat rapat koordinasi pada 30 Oktober 2020.

“Tapi kita enggak tegas dilapangan karena payung hukum Permenkes terkait isolasi mandiri belum dicabut. Masyarakat bisa saja menolak karena masih ada Permenkes. Makanya kami sifatnya mengimbau saja,” terang dia.

Mesti begitu larangan isolasi mandiri terlebih dahulu diterapkan bagi Aparatus Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemprov Kaltim.

Padilah mengaku sudah membuat surat edaran kepada 44 dinas dan badan yang ada di lingkungan Pemprov Kaltim pada 2 November 2020.

“Kami minta kepada ASN dan honorer tak dibolehkan lagi isolasi mandiri di rumah jika ada yang OTG, Pemprov Kaltim telah menyediakan rumah karantina pasien terkonfirmasi Covid-19,” terang dia.

Baca juga: UPDATE Covid-19 di Kalteng, Kaltim, Kaltara, Gorontalo, Sulbar, Sulsel, dan Sultra 3 November 2020

Satgas kabupaten dan kota di Kaltim diminta pun menyiapkan tempat atau rumah karantina dengan memanfaatkan gedung-gedung kosong.

Di Samarinda, dua gedung pemerintah disulap jadi rumah karantina, yakni Gedung Badan Pengembangan SDM (BPSDM) Pemprov Kaltim, Jalan HM Rifaddin dan Balai Pelatihan Kesehatan (Bapelkes) Kaltim.

Dua tempat itu bisa menampung lebih dari 300 pasien, dengan komposisi kapasitas gedung BPSDM Kaltim 200 – 250 tempat tidur dan Bapelkes 60 tempat tidur.

“Di gedung BPSDM Kaltim masih terisi sembilan orang, sementara di Bapelkes baru terisi sekitar 40 persen. Jadi masih banyak kosong,” tuturnya.

Baca juga: Kisah Guru Honorer di Samarinda, 11 Tahun Jalan Kaki Susuri Hutan demi Mengajar

Untuk itu sebagai upaya memutus klaster keluarga, mantan Direktur Rumah Sakit Jiwa Atma Husada Samarinda ini, meminta masyarakat punya kesadaran menjalani isolasi di tempat yang sudah disiapkan pemerintah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com