Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pria yang Tembak Polisi Mengaku Serahkan Diri lalu Ditembak dengan Mata Tertutup

Kompas.com - 04/11/2020, 10:45 WIB
Dewantoro,
Farid Assifa

Tim Redaksi

MEDAN, KOMPAS.com - KMS, tersangka kasus penembakan terhadap seorang anggota Polsek Medan Barat, Aiptu Robin, mengaku menyerahkan diri kepada seorang anggota Polsek Percut Sei Tuan.

Dua hari setelahnya, KMS ditembak di kakinya.

KMS tidak tahu saat berada di mana ia ditembak karena matanya ditutup.

Di Mapolrestabes Medan, KMS merintih dengan kondisi kakinya yang terluka tembak. Kedua betisnya diperban.

Kepada wartawan sebelum konferensi pers di Mapolrestabes Medan, Selasa (3/11/2020) sore, menjelaskan, setelah dirinya menembak Aiptu Robin, ia tidak melarikan diri, melainkan menyerahkan diri kepada seorang anggota polisi di Polsek Percut Sei Tuan di Jalan Sampali.

"Saya menyerahkan diri setelah kejadian sekitar pukul 15.00 WIB ke anggota Polsek Percut Sei Tuan. Yang menjemput saya," katanya.

Baca juga: Ingin Bunuh Polisi, Pria Ini Tembak Kepala Korban tetapi Peluru Tak Meledak

KMS yang terduduk di kursi roda dan beberapa kali terlihat kesakitan saat kaki kanannya bergeser tidak sempat menjelaskan secara rinci bagaimana proses penangkapan dirinya saat itu.

Apalagi seorang polisi beberapa kali menimpali perkataan KMS. Ketika ditanya tentang luka tembak di kakinya, KMS mengaku ditembak 2 hari setelah kejadian.

"Dua hari setelah. (Di mana ditembak) saya tidak tahu lokasinya," katanya.

Ketika ditanya apakah saat itu matanya ditutup sehingga tidak tahu posisi dirinya ditembak, KMS mengangguk dan mengucapkan sesuatu dengan pelan namun tidak terdengar dengan jelas.

Dia kemudian mengulangi penjelasannya bahwa dirinya menyerahkan diri kepada seorang anggota Polsek Percut Sei Tuan di Desa Sampali.

"Berikut menyerahkan senjata api yang saya ambil untuk menembak saudara Robin. Saya menyerahkan diri di Desa Sampali lalu dibawa ke Polsek Percut Sei Tuan," katanya.

Dikonfirmasi terpisah, Kapolrestabes Medan Kombes Pol Riko Sunarko mengakui bahwa tersangka memang ditembak karena merebut senjata anggotanya.

"Pengakuan ditembak? Ya silakan aja. Kan memang kita tembak. Karena berusaha merebut senjata anggota dan kita tidak mau risiko karena yang bersangkutan berniat menghabisi, seperti yang saya sampaikan tadi. Menghabisi anggota Polri yang sudah terluka tembak. dikejar sama dia, dikepung dengan saudara Ameng, Endang dan Hatta," katanya.

Kronologi kejadian

Riko menjelaskan, penembakan itu bermula dari adanya perintah dari tersangka NN yang menyuruh KMS untuk meneror dan mengambil KD dan IRV pada 26 Oktober 2020.

Sehari kemudian, KMS turun dari mobil dan memecah kaca serta merusak peralatan sebuah bengkel di Jalan Ringroad/Gagak Hitam.

Saat itu, kata Riko, kebetulan korban yang merupakan anggota Polsek Medan Barat sedang berada di lokasi dan sempat mengingatkan tersangka dengan tembakan ke bawah.

Peringatan itu tidak digubris. KMS kemudian berpura-pura mengajak korban berbicara secara baik-baik.

Setelah mendekat, pelaku memukul tangan korban dengan double stick sehingga senjatanya jatuh dan direbut KMS lalu balik menembak korban.

Menurut Riko, korban tertembak di bagian rusuk kiri dan peluru mengenai paru-parunya sehingga sampai saat ini masih kritis.

Tak sampai di situ, pelaku berniat menghabisi korban dengan mengarahkan tembakan ke kepala namun pelurunya tidak meledak.

Baca juga: Duduk Perkara Polisi Medan Ditembak hingga Kritis Saat Lerai Aksi Perusakan Bengkel

Polisi masih mengejar 5 orang pelaku lain yang mana 3 di antaranya sudah diketahui identitasnya, yakni Ameng, Endang dan Hatta. Sedangkan 2 orang lainnya masih dalam penyelidikan.

"Kami ingatkan betul segera menyerahkan diri ke kami. Pasti kami kejar dan akan lakukan tindakan tegas," katanya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com