Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7 Pendaki Disanksi karena Tinggalkan Kawan yang Sakit, Kepala Pos: Puncak Tak Akan Lari Dikejar

Kompas.com - 04/11/2020, 05:40 WIB
Pythag Kurniati

Editor

KOMPAS.com - Seorang pendaki wanita, Elsa Qurratul Aini (19), mengalami sakit saat mendaki Gunung Slamet lewat jalur Bambangan, Purbalingga, Jawa Tengah, Jumat (30/10/2020).

Tim SAR pun segera mengevakuasi pendaki asal Banyumas tersebut dari lokasinya di pos dua.

Peristiwa kurang terpuji itu ditunjukkan oleh kawan-kawan Elsa.

Saat survivor ditandu turun gunung, justru tujuh kawannya meninggalkan untuk tetap naik ke puncak.

Baca juga: Tinggalkan Rekan yang Sedang Sakit, 7 Pendaki Disanksi di Gunung Slamet

Alami gejala AMS

Seorang pendaki bernama Elsa Qurratul Aini (19) terpaksa dievakuasi karena mengalami gejala acute mountain sickness (AMS) saat mendaki Gunung Slamet via Bambangan, Purbalingga, Jawa Tengah, Jumat (30/10/2020).KOMPAS.COM/Dok. Basecamp Bambangan Seorang pendaki bernama Elsa Qurratul Aini (19) terpaksa dievakuasi karena mengalami gejala acute mountain sickness (AMS) saat mendaki Gunung Slamet via Bambangan, Purbalingga, Jawa Tengah, Jumat (30/10/2020).
Peristiwa itu bermula saat Elsa mengalami gejala acute mountain sickness (AMS) dan harus beristirahat di pos dua.

Kepala Pos Pendakian Gunung Slamet via Bambangan, Saiful Amri, menerima laporan dan  langsung menerjunkan tim verifikator.

Setelah petugas bertemu survivor, tim SAR kemudian turun tangan menuju ke pos dua.

“Tim SAR berangkat menuju pos dua pukul 19.00 WIB dan berhasil mengevakuasi survivor menggunakan tandu," kata Saiful, Senin (2/11/2020).

Baca juga: Dugem, Berfoto Bugil hingga Taruh Plakat Nikah, Ini Aksi-aksi Nyeleneh Para Pendaki di Indonesia

 

ilustrasi pendaki berjalan ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah ilustrasi pendaki berjalan
Ditinggal ke puncak

Namun, saat Elsa ditandu turun ke kamp induk, tak satu pun kawannya yang ikut mendampingi.

Tujuh orang kawan yang berangkat bersama Elsa justru melanjutkan perjalanan ke puncak.

“Begitu ketemu tim SAR, rombongan korban malah justru melanjutkan pendakian sampai puncak, tidak ada satu pun yang mendampingi tim SAR ke basecamp,” ujarnya.

Tiba di kamp induk pukul 23.30 WIB, survivor mendapatkan pertolongan dan kondisinya segera membaik.

Baca juga: Fakta Pendaki Dugem di Bukit Savana Rinjani, Pakai Senter dan Musik, Berujung Ditutupnya Kawasan

Dapat sanksi

Ilustrasi mendaki gunungjankovoy Ilustrasi mendaki gunung
Saiful mengatakan, sikap para pendaki tersebut tidak patut dicontoh.

Sebab, dalam pendakian, para pendaki seharusnya selalu mengutamakan kebersamaan.

“Kebersamaan lebih utama dibanding ego semata, puncak tak akan lari dikejar, seharusnya utamakan keselamatan bersama,” tegasnya.

Akibatnya, tujuh pendaki tersebut disanksi secara sosial, yakni dibina di depan banyak pendaki lain.

“Iya, itu hal yang tidak terpuji, kami berikan sanksi sosial. Kami bina di basecamp di depan banyak pendaki sebagai contoh sehingga ada efek jera,” pungkasnya.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Banyumas, M Iqbal Fahmi | Editor: Dony Aprian)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com