Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dihajar Pandemi, Tangkapan Nelayan di Lampung Menurun 75 Persen

Kompas.com - 03/11/2020, 11:58 WIB
Tri Purna Jaya,
Farid Assifa

Tim Redaksi

LAMPUNG, KOMPAS.com - Para nelayan di Teluk Bandar Lampung babak belur dihajar pandemi.

Para nelayan mengaku penjualan dan tangkapan ikan berukuran hampir 75 persen.

Darmin (42), salah satu nelayan di PPI Gudang Lelang, Telukbetung Selatan, mengatakan, kondisi pandemi virus corona mempengaruhi penghasilannya secara signifikan. 

Darmin mengatakan, sejak awal pandemi pada Maret 2020 lalu, penjualan ikan tergolong sulit.

"Di sini kan yang beli nggak cuma lelang, warga biasa, pedagang ikan bisa langsung beli juga. Ya, sejak ada corona, ya sepi," kata Darmin saat ditemui, Selasa (3/11/2020).

Baca juga: Bawa Kabur Biaya Pernikahan Rp 10 Juta, Makcomblang di Lampung Ditangkap Polisi

Kondisi ini diperparah dengan tidak stabilnya cuaca sejak beberapa bulan lalu.

Darmin mengatakan, cuaca di tengah laut diterpa angin kencang dan ombak besar.

Menurut Darmin, jika kondisi normal, tangkapan ikan selama 10 hari melaut bisa mencapai 3 - 4 ton.

Jika dirupiahkan, Darmin dan kelompoknya bisa mengantongi uang mencapai Rp 40 juta dalam sekali melaut.

"Sekarang paling banyak seperempatnya lah, hampir 75 persen berkurangnya. Ditambah lagi penjualan juga seret," kata Darmin.

Jika kelompok Darmin masih bisa melaut, kondisi berbeda dialami Endang Sisianti (34) dan suaminya, Riman (38) yang merupakan nelayan perahu payang.

Kondisi cuaca yang tidak menentu dan perahu dengan mesin tunggal di buritan kapal, membuat nelayan perahu payang tidak bisa melaut sama sekali jika angin kencang melanda.

"Ini sudah seminggu nggak melaut. Anginnya kencang di tengah (laut)" kata Endang.J

Jika cuaca normal, kata Endang, dalam satu hari nelayan perahu payang bisa mendapatkan ikan mencapai 200 kilogram."

"Kemarin-kemarin mah, sehari cuma dapat Rp 30.000. Pergi pagi pulang siang, nggak bisa lagi sampai malam, ngeri kebalik perahunya," kata Endang.

Tangkapan ikan Endang dan suaminya yang ikan perairan dangkal juga membuat penjualannya berkurang.

Baca juga: Keluh Kesah Nelayan Danau Kerinci, Jumlah Tangkapan Menurun Drastis

Endang mengatakan, kebanyakan pembeli menyukai ikan perairan dalam seperti tongkol dan simba.

"Yang beli juga berkurang, pasar jadi sepi, paling hanya pedagang eceran yang beli," kata Endang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com