Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 03/11/2020, 11:02 WIB
Fadlan Mukhtar Zain,
Dony Aprian

Tim Redaksi

KEBUMEN, KOMPAS.com - Pergerakan tanah di Dusun Pesimpar RT 005 RW 004, Desa Grenggeng, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, bukan merupakan fenomena likuifaksi.

Peneliti Utama Balai Informasi dan Konservasi Kebumian Karangsambung Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Chusni Ansori menyebut, peristiwa itu sama dengan fenomena tanah longsor pada umumnya.

"Apa yang saya lihat di sana itu jelas bukan likuifaksi. Yang saya amati pola gerakan tanah biasa," kata Chusni saat dihubungi, Selasa (3/10/2020).

Baca juga: Satu Hektar Tanah di Kebumen Bergerak dan Ambles hingga 20 Meter, Warga Mengungsi

Chusni mengatakan, di lokasi menemukan tanah merah dengan ketebalan antara 3 meter hingga 5 meter.

Di bawahnya ditemukan lapisan batuan yang berselang-seling dengan dengan pasir dan lempung.

"Lereng itu topografinya ke arah selatan, lapisan batuan dan lempung juga miring ke arah selatan. Artinya kalau di atas ada tanah yang gembur, terkena hujan, jenuh, kemudian di bawah ada bidang gelincir berupa lempung, beban itu akan mudah bergerak, itu yang terjadi di sana," jelas Chusni.

Baca juga: BPBD Catat 31 Desa dan 10 Kecamatan Terdampak Banjir Kebumen

Chusni juga menemukan bekas longsoran pada bagian atas lereng atau mahkota.

Menurut penuturan warga setempat, sekitar 10 tahun lalu pernah terjadi longsor kecil di titik tersebut.

"Bekas longsoran lama itu bidang yang mudah kemasukkan air. Di situ air banyak masuk karena hujan, kemudian tanaman cukup subur (tapi) akarnya tidak sampai ke batuan dasar, itu menjadi suatu beban," ungkap Chusni.

Chusni menambahkan, beban tersebut mengakibatkan lapisan tanah dapat bergerak atau meluncur ke bawah.

"Ini seperti tanah longsor pada umumnya, bukan likuifaksi, tapi nendatan atau slumping," kata Chusni.

Diberitakan sebelumnya, fenomena tanah bergerak mengakibatkan delapan kepala keluarga (KK) yang menempati rumah di atas lahan tersebut harus direlokasi.

Kepala Desa Grenggeng Eri Listiawan mengungkapkan, fenomena tersebut terjadi sejak Senin (26/10/2020) malam lalu bersamaan dengan hujan deras yang mengguyur wilayah setempat.

"Kurang lebih 1 hektar lahan bergerak dan ambles dengan kedalaman sekitar 7 meter- 9 meter pada bagian ujung atas dan 10 meter- 20 meter yang bawah," kata Eri saat dihubungi, Selasa (3/11/2020).

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Hadiri Milad Ke-111 Muhammadiyah, Gubernur Riau: Bersama Kita Hadapi Tantangan

Hadiri Milad Ke-111 Muhammadiyah, Gubernur Riau: Bersama Kita Hadapi Tantangan

Regional
Pemkot Tangsel Buka Lelang Barang Milik Daerah, Catat Tanggal dan Cara Daftarnya!

Pemkot Tangsel Buka Lelang Barang Milik Daerah, Catat Tanggal dan Cara Daftarnya!

Regional
Pelopor Smart City, Aplikasi Milik Pemkot Tangerang Telah Direplikasi 47 Daerah di Indonesia

Pelopor Smart City, Aplikasi Milik Pemkot Tangerang Telah Direplikasi 47 Daerah di Indonesia

Regional
Turunkan Stunting di Jembrana, Bupati Tamba Fokus Bantu 147 Keluarga Kurang Mampu

Turunkan Stunting di Jembrana, Bupati Tamba Fokus Bantu 147 Keluarga Kurang Mampu

Regional
Implementasi Program BAAS, Bupati Tamba Bagikan Bahan Makanan Sehat untuk Anak Stunting

Implementasi Program BAAS, Bupati Tamba Bagikan Bahan Makanan Sehat untuk Anak Stunting

Regional
Fokus Pembangunan Kalteng pada 2024, dari Infrastruktur, Pendidikan, hingga Perekonomian

Fokus Pembangunan Kalteng pada 2024, dari Infrastruktur, Pendidikan, hingga Perekonomian

Regional
Sekdaprov Kalteng Paparkan Berbagai Inovasi dan Strategi KIP Kalteng, dari Portal PPID hingga Satu Data

Sekdaprov Kalteng Paparkan Berbagai Inovasi dan Strategi KIP Kalteng, dari Portal PPID hingga Satu Data

Regional
Pabrik Biomassa Segera Berdiri di Blora, Target Produksi hingga 180.000 Ton Per Tahun

Pabrik Biomassa Segera Berdiri di Blora, Target Produksi hingga 180.000 Ton Per Tahun

Regional
Atasi Banjir di Kaligawe dan Muktiharjo Kidul, Mbak Ita Optimalkan Koordinasi Lintas Sektor

Atasi Banjir di Kaligawe dan Muktiharjo Kidul, Mbak Ita Optimalkan Koordinasi Lintas Sektor

Regional
Komitmen Jaga Kelestarian Satwa Burung, Mas Dhito: Kami Terbuka dengan Masukan dari Masyarakat

Komitmen Jaga Kelestarian Satwa Burung, Mas Dhito: Kami Terbuka dengan Masukan dari Masyarakat

Regional
Soal Pembebasan Lahan Tol Kediri-Kertosono, Pemkab Kediri: Tinggal 2 Persen

Soal Pembebasan Lahan Tol Kediri-Kertosono, Pemkab Kediri: Tinggal 2 Persen

Regional
Turunkan Angka Stunting di Sumut, Pj Gubernur Hassanudin Lakukan 2 Langkah Ini

Turunkan Angka Stunting di Sumut, Pj Gubernur Hassanudin Lakukan 2 Langkah Ini

Regional
Hadiri Pelantikan Ketua KONI Kalteng, Gubernur Sugianto Harap Prestasi PON Meningkat

Hadiri Pelantikan Ketua KONI Kalteng, Gubernur Sugianto Harap Prestasi PON Meningkat

Regional
Matangkan Pengadaan Lahan Tol Serpong-Balaraja, DPRKP Banten Gelar Konsultasi Publik

Matangkan Pengadaan Lahan Tol Serpong-Balaraja, DPRKP Banten Gelar Konsultasi Publik

Regional
Atasi Ketimpangan Sosial, Bupati Bandung Sarankan Pemerintah Berlakukan Mandatory Spending

Atasi Ketimpangan Sosial, Bupati Bandung Sarankan Pemerintah Berlakukan Mandatory Spending

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com