Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpisah 35 Tahun, Emmanuella dari Liverpool Cari Ibu Kandung di Sleman: Saya Ingin Bertemu

Kompas.com - 03/11/2020, 06:08 WIB
Wijaya Kusuma,
Khairina

Tim Redaksi

 

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - "Namanya naluri manusia. Saya ingin bertemu ibu kandung."

Inilah kata-kata yang diucapkan oleh perempuan bernama Emmanuella Tanzil yang sampai saat ini masih terus berjuang untuk mencari orangtua kandungnya.

Emmanuella Tanzil awalnya tidak mengetahui bahwa dirinya diadopsi sewaktu masih bayi. Namun, perempuan kelahiran 9 September 1985 mulai merasa curiga pada saat kelas VI sekolah dasar (SD).

Saat itu ada salah satu teman sekolah yang menyampaikan bahwa Emmanuella tidak mirip dengan kedua orangtuanya.

"Teman SD ada yang bilang, 'Kamu kok enggak mirip sama ibu bapakmu. Ibu bapakmu kulitnya putih', saya berkulit hitam," ujar Emmanuella Tanzil saat dihubungi, Senin (2/11/2020).

Baca juga: Tangis Haru Kembar Trena-Treni, Terpisah 20 Tahun Akhirnya Bertemu di Stasiun Tasikmalaya

Waktu itu, Emmanuella menjawab bahwa dirinya mirip dengan neneknya. Sebab, neneknya juga berkulit gelap.

Pada saat kelas I sekolah menengah pertama (SMP), Emmanuella menemukan sebuah foto ibunya. Saat melihat foto itu, perempuan yang saat ini tinggal di Liverpool itu merasa ada yang janggal.

"Saya menemukan foto mami bulan Juli 1985, kok janggal ya, perutnya masih rata. Saya sudah mulai tahu. Oh, mungkin memang benar kalau saya bukan anak kandung karena perutnya rata bulan Juli, enggak mungkin saya lahir bulan September," tuturnya.

Kecurigaan itu semakin menguat saat Emmanuella duduk di sekolah menengah atas (SMA). Waktu itu pelajaran Biologi yang membahas tentang golongan darah. Saat itu Emmanuella mengecek golongan darahnya.

"Saya cek golongan darah dan tahu golongan darahnya apa, terus konfirmasi lagi, harusnya darah mami papi kan darahnya ke saya. Cuma masih SMA ya, jadi masih belum ada keinginan tanya juga, keinginan mencari juga," urainya.

Sewaktu kuliah, Emmanuella sempat disarankan oleh pacarnya untuk bertanya kepada ibunya, termasuk meminta informasi mengenai ibu kandungnya.

"Saya bilang mungkin orang Timur beda sama orang Barat, karena saya enggak enak sama mami sudah merawat dari kecil, takut menyakiti hati orangtua. Saya bilang enggak mau tanya dululah," jelasnya.

Pada 2012, Emmanuella diajak suaminya untuk pindah ke Inggris. Sebelum pindah, Emmanuella bertanya kepada neneknya.

Saat itu, neneknya membenarkan bahwa Emmanuella diadopsi saat usia belum satu tahun dari sebuah panti asuhan Katolik yang dikelola oleh para biarawati.

"2013 saya pindah ke sini, 2014 saya punya anak kembar. Mulai 2014 ini saya mulai benar-benar ada penasaran, saya punya anak kembar, suami tidak ada keturunan kembar, berarti saya gitu kan. Mungkin ibu saya kembar, atau saya punya kakak kembar, atau mungkin saya punya kembaran," jelasnya.

Baca juga: Kisah Yohanis Mata, Selamat dari Kecelakaan Kapal, 50 Tahun Terpisah dari Keluarga

Halaman:


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com