Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Abrasi Terus Gerus Pantai Pulau Sebatik, Rumah dan Jalan Hancur Dihantam Ombak

Kompas.com - 02/11/2020, 18:52 WIB
Ahmad Dzulviqor,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

NUNUKAN, KOMPAS.com – Sejak 2014, area pantai di Pulau Sebatik, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, terus tergerus abrasi

Puluhan bangunan dan infrastruktur jalan rusak parah, bahkan beberapa dari korban harus mengungsi.

Sampai saat ini, penanganan abrasi di wilayah perbatasan RI – Malaysia ini masih belum ada kejelasan. 

Puluhan warga pesisir dalam empat kecamatan di Pulau Sebatik yaitu Kecamatan Sebatik Timur, Kecamatan Sebatik Induk, Kecamatan Sebatik Barat, dan Kecamatan Sebatik Utara mulai panik.

Baca juga: Tiga Bangunan di Pantai Glagah Kulon Progo Rusak akibat Abrasi

Mereka terus mempertanyakan upaya pemerintah dalam menanggulangi ancaman bencana tersebut.

Pasalnya, jelang akhir tahun, ombak di wilayah ini biasanya pasang dalam skala tertingginya.

Kepala Desa Tanjung Aru Sebatik Timur, Budiman, mengatakan ada sekitar lima rumah yang hilang akibat abrasi di daerah ini.

Abrasi di pantai Desa Aru, Pulau Sebatik, Kalimantan Utara. Abrasi di pantai Desa Aru, Pulau Sebatik, Kalimantan Utara.

Selain itu, ada beberapa rumah lain yang hilang bagian dapurnya dan ada yang hanya menyisakan kerangka rumah.

"Dulu mereka sempat mengungsi, pemerintah daerah memberikan bantuan tapi tentu tidak cukup, sehingga sekarang mereka kembali ke bekas rumah yang rusak itu. Mereka bergotong royong, memperbaiki sedikit demi sedikit dan mereka kembali tinggal di rumah panggung itu," ujar Budiman saat dihubungi, Senin (02/11/2020).

Masyarakat mengaku tidak punya pilihan karena di sana rumah mereka.

Meski lokasi tersebut terus tergerus dan terkikis ombak, mereka tetap nekat tinggal di rumah tersebut. 

Baca juga: Abrasi Pantai Rusak 10 Warung Seafood di Kabupaten Bantul

Terlebih, masyarakat pesisir yang mayoritas nelayan hanya mengandalkan hasil tangkapan ikan untuk bertahan hidup.

Budiman juga mengatakan, jalanan desa yang menghubungkan Tanjung Aru dengan Desa Pantai Indah juga hancur akibat abrasi.

Beberapa kali masyarakat setempat urunan dan menimbun jalanan agar bisa kembali dilewati, tapi ombak yang kuat membuat usaha mereka sia-sia.

"Sempat juga saya pakai uang pribadi, asal jalanan bisa dilewati saja, tapi bertahan hanya sekitar tiga bulan, hancur kembali oleh ombak," kata Budiman.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com