Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita 2 Jurnalis yang Sembuh dari Covid-19, Punya Kebiasaan Baru yang Lebih Sehat

Kompas.com - 02/11/2020, 17:39 WIB
Taufiqurrahman,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

PAMEKASAN, KOMPAS.com - Bangun sebelum subuh, shalat berjemaah, membersihkan halaman rumah, dan berolahraga ringan, menjadi kebiasaan baru bagi Mohammad Ghozi, jurnalis salah satu media cetak nasional, setelah sembuh dari Covid-19.

Biasanya, Ghozi kembali tidur setelah menunaikan shalat subuh. Ia baru bangun setelah matahari terbit.

Setelah sarapan, pria asal Dusun Sumber Anyar, Desa Larangan Tokol, Kecamatan Tlanakan, Kabupaten Pamekasan itu langsung berangkat mencari berita.

Covid-19, telah banyak mengubah perilaku hidup Ghozi. Tak cuma aktivitas setelah bangun tidur, liputan yang biasanya dilakukan secara tatap muka dengan narasumber mulai ditinggalkan.

Ia lebih banyak melakukan wawancara lewat telepon. Hanya saat darurat, Ghozi turun ke lapangan dengan menerapkan protokol kesehatan ketat.

"Kalau pengambilan foto selain peristiwa, saya masih bisa lakukan. Tapi untuk bertemu narasumber, sudah lama tidak saya lakukan sejak saya terpapar Covid-19," ujar Ghozi saat berbincang, Sabtu (31/10/2020).

Baca juga: Saya Ingin Sekali Bertemu Pak Jokowi, kalau Bertemu, Saya Akan Minta Motor

Gaya hidup yang berubah itu sempat mengundang tanya istri Ghozi. Ghozi yang pemalas kini suka mengerjakan banyak pekerjaan rumah, seperti mencuci pakaian, memasak, meminum ramuan, dan membersihkan halaman.

Awalnya, Ghozi merahasiakan penyakit yang dideritanya kepada sang istri. Ia tak ingin istrinya khawatir karena situasi saat itu masih menegangkan.

"Kebetulan istri dan anak-anak tidak tinggal di rumah, tapi di rumah mertua," kata Ghozi.

Pria berambut putih ini menjalani karantina mandiri selama menderita Covid-19. Ia menjalani seluruh aktivitas sendiri berdasarkan petunjuk dokter dan tim medis.

Ghozi juga menutupi status pasien Covid-19 itu dari tetangganya. Sejumlah tim medis yang datang mengenakan alat pelindung diri (APD) lengkap sempang mengundang curiga.

"Saya menutupi ke tetangga. Petugas medis yang datang mengontrol, saya minta tidak pakai APD lagi agar tetangga tidak panik. Ke tetangga, saya katakan hanya penyemprotan biasa untuk menghindari Covid-19," katanya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com