Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dugem, Berfoto Bugil hingga Taruh Plakat Nikah, Ini Aksi-aksi Nyeleneh Para Pendaki di Indonesia

Kompas.com - 02/11/2020, 07:00 WIB
Pythag Kurniati

Editor

KOMPAS.com- Tak semua pendaki bisa memberikan contoh mencintai dan menghormati alam.

Masih ada beberapa pendaki tercatat melakukan aksi yang tak seharusnya dilakukan ketika berada di kawasan gunung.

Berikut aksi-aksi 'nyeleneh' para pendaki di Indonesia yang dirangkum oleh Kompas.com:

Baca juga: Berfoto Bugil di Tempat Sakral, Pelaku Disebut Tak Punya Jiwa Pendaki

1. Taruh plakat nikah di samping prasasti Soe Hok Gie di Gunung Semeru

Pemasangan prasasti Soe Hok Gie di Puncak Mahameru oleh Gimbal Alas Indonesia dan Mapala UIDok. Gimbal Alas Pemasangan prasasti Soe Hok Gie di Puncak Mahameru oleh Gimbal Alas Indonesia dan Mapala UI
Prasasti in memoriam tokoh Soe Hok Gie kembali dipasang sekitar September 2020, setelah sempat diturunkan.

Dewan Adat Gimbal Alas Indonesia Iwan Priadi menjelaskan, prasasti Gie pernah diturunkan pada 2012.

Penyebabnya, saat itu ada pendaki yang memasang plakat pernikahannya di samping prasasti tersebut.

"Diturunkan gara-gara di sebelah prasasti Soe Hok Gie ada plakat pernikahan," kata Iwan.

Kini prasati Soe Hok Gie kembali dipasang di titik koordinat S 08°06’26.8” E 112°55’17.7 atau di Palawangan area Puncak Mahameru di ketinggian 3.476 mdpl.

Pemasangan kembali dilakukan oleh tim Gimbal Alas Indonesia dan dua anggota Mapala Universitas Indonesia.

Baca juga: Prasasti Soe Hok Gie Berdiri di Puncak Mahameru, Sempat Diturunkan karena Ada Pendaki Menaruh Plakat Nikah

2. Berfoto bugil di Gunung Gede Pangrango

Dua orang pendaki menghebohkan dunia maya lantaran berfoto bugil di Alun-alun Suryakancana Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP), Jawa Barat pada Oktober 2020.

Publik mengecam aksi keduanya lantaran lokasi foto dilakukan di tempat yang dianggap sakral oleh masyarakat Jawa Barat, khususnya Cianjur.

"Apa yang diperbuatnya juga bertentangan dengan norma agama dan sosial, serta melanggar SOP pendakian yang melarang perbuatan tidak sopan, perbuatan yang meresahkan, perbuatan tidak menyenangkan, asusila dan perbuatan sejenis lainnya," tutur Kepala Balai Besar TNGGP Wahju Rudianto.

Pelaku foto bugil didesak untuk meminta maaf lantaran aksi mereka dianggap tak pantas dilakukan oleh seorang pendaki.

Baca juga: 7 Fakta Pendaki Foto Bugil di Gunung Gede, Viral di Medsos hingga Berujung Permohonan Maaf

Setelah kejadian itu, sosok dua pria yang diduga orang yang berfoto bugil muncul di media sosial.

Mereka memperkenalkan diri dengan inisial E dan BR.

Melalui video berdurasi 2 menit 5 detik, mereka mengaku foto itu merupakan bagian dari riset artistik.

Menurut mereka, riset ini diharapkan dapat mengubah sudut pandang masyarakat atau orang-orang di sekitar.

"Jadi, nudis yang dimaksud di sini, itu menyuarakan atau protes atau advokasi melalui tubuh yang biasanya disuarakan untuk hak-hak individu atau mungkin perjuangan gender, seperti itu," kata BR.

Namun mereka mengaku telah tak cermat dengan mengunggah foto ke media sosial.

"Mohon maaf kepada yang kurang berkenan dan tidak menyukai postingan saya dan E di Instagram pribadi milik kami, khususnya untuk masyarakat Jawa Barat dan juga teman-teman pendaki Indonesia," kata mereka dalam video.

Baca juga: 2 Pendaki Foto Bugil di Gunung Gede Pangrango, Pengelola Lapor Polisi

Video yang mempertontonkan aksi gerombolan pendaki melakukan dugem di atas bukit Savana Propok, Desa Bebidas, Lombok Timur, viral di media sosial.repro bidik layar Instagram/@insidelotim Video yang mempertontonkan aksi gerombolan pendaki melakukan dugem di atas bukit Savana Propok, Desa Bebidas, Lombok Timur, viral di media sosial.

3. Dugem di kawasan Gunung Rinjani

Segerombolan pendaki melakukan aksi dugem di atas bukit Savana Propok, Lombok Timur saat pandemi, Sabtu (1/7/2020).

Kawasan wisata bukit berketinggian 1934 mdpl itu berada di sekitar Gunung Rinjani.

Para pendaki berdugem dengan musik keras ala diskotek dan menyalakan lampu senter.

Ironisnya, di tengah pandemi, gerombolan pendaki itu justru bergoyang mengikuti irama musik dan berdekatan satu sama lain.

Bahkan terlihat jelas, ada yang tak mengenakan masker.

Kepala Taman Nasional Gunung Rinjanji Dedy Asriady mengemukakan, ada 150 orang pendaki yang ketika itu melakukan pendakian di bukit Savana Propok.

"Kami sangat sayangkan aksi mereka yang melanggar imbauan di tengah Covid-19 ini, di mana kita harus jaga jarak," tutur dia.

Menyusul kejadian itu, pihak pengelola menutup sementara kawasan bukit Savana Propok.

"Balai TN Gunung Rinjani menutup sementara kunjungan wisata alam pada destinasi wisata alam non-pendakian Taman Nasional Gunung Rinjani Savana Propok Desa Bebidas, Kecamatan Wabasaba, Lombok Timur, sejak tanggal 6 Agustus, sampai batas waktu yang belum ditentukan," kata dia

Sumber: Kompas.com (Penulis : Andi Hartik, Firman Taufiqurrahman, Idham Khalid | Editor : Farid Assifa, Abba Gabrilin, Robertus Belarminus, Dheri Agriesta)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com