KOMPAS.com - Sekelompok pemuda di Desa Lolu, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah memanfaatkan lahan bekas likuefaksi untuk taman wisata.
Ide itu muncul karena mereka kesulitan pekerjaan karena sawah dan kebun tak bisa diolah sejak rusak akibat gempa tahun 2018 lalu.
Sore itu, sejumlah orang terlihat asyik mengamati foto-foto yang terpasang di batang-batang pohon jati yang telah mati dan mengering di Desa Lolu, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah.
Foto-foto itu memuat gambar-gambar dampak bencana alam dua tahun silam.
Baca juga: Kerangka Manusia Korban Likuefaksi Palu Ditemukan, Dimakamkan di Pemakaman Massal
Sementara pengunjung lainnya sibuk berfoto-foto atau sekedar duduk mengobrol bersama teman atau anggota keluarga sambil menunggu matahari terbenam di balik pegunungan bagian barat.
Hari itu mereka berada di lokasi bekas likuefaksi yang kini diubah menjadi taman wisata.
“Yang menarik ini pohon-pohon jati yang mengering dengan latar sunset. Tetap dijaga saja terutama untuk pengunjung tetap kebersihan. Semoga tempat ini terus dijaga kebersihan dan kerapihan tempat sih supaya lebih nyaman, ” kata Eneke salah satu pengunjung asal kota Palu.
Kepada VOA Indonesia, dia mengaku tahu taman wisata itu dari media sosial.
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Gempa, Tsunami, dan Likuefaksi Menghantam Palu
Selama sebulan, para pemuda di sekitar membersihkan semak belukar di wilayah tersebut dan menatanya menjadi taman yang indah.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.