Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 31/10/2020, 17:01 WIB
Hadi Maulana,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

BATAM, KOMPAS.com – Meski kejadiannya 4 tahun lalu, kehebohan soal harga nasi goreng yang harganya mencapai ratusan ribu rupiah tetap dibahas sampai sekarang oleh para netizen.

Banyak netizen menilai, terlalu mahal apabila seporsi nasi goreng dijual dengan harga yang menyentuh angka ratusan ribu rupiah.

Menanggapi hal itu, Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Bintan Wan Rudi mengatakan, dirinya bisa memaklumi apa yang dirasakan oleh salah satu tamu yang berkunjung ke kawasan Lagoi.

Baca juga: Kasus Corona Mencapai 2.748, Pemkot Batam Sulap Bapelkes Jadi Ruang Karantina

Meski demikian, Rudi menyebut bahwa hal itu merupakan sesuatu yang wajar.

Sebab, kawasan Lagoi merupakan kawasan pariwisata berstandar Internasional, sehingga harga sejumlah makanan yang dijual di restoran juga bertaraf internasional.

“Jadi ya biasa saja. Kalau kamu yang orang Kepri ke sana, biasanya menginap saja di resort tersebut, makannya kami lari ke pujasera dekat dormitory pekerja, tepatnya dekat kampong oleh-oleh,” kata Wan Rudi saat dihubungi, Sabtu (31/10/2020).

Baca juga: Kawasan Lagoi di Bintan Siap Buka Pariwisata dengan Protokol Kesehatan

Wan Rudi mengatakan, setiap pengunjung yang ingin memesan makanan di restoran yang ada di kawasan Lagoi bisa melihat daftar harga yang juga tertera di menu tersebut.

“Saya rasa pengunjungnya tidak melihat harga itu, makanya kaget saat membayarnya. Seperti saya katakan tadi, jika ingin murah, ya makannya jangan di restoran tersebut, tetapi pergi ke kampung oleh-oleh dekat kawasan dormitory yang ada di kawasan Lagoi tersebut,” kata Wan Rudy.

Baca juga: Jangan Terlewat, Kunjungi Spot Instagramable di Lagoi Bay Bintan

Wan Rudy mengatakan, saat ini sejumlah resort yang ada di kawasan Lagoi memang memberikan potongan harga hingga 50 persen untuk fasilitas kamar.

Potongan harga ini berlaku selama pendemi Covid-19.

Akan tetapi, potongan harga tersebut tidak termasuk dengan menu makanan yang dijual di restoran yang ada di sejumlah resort tersebut.

Kawasan Lagoi ini biasanya dikunjugi orang asing. Namun karena pandemi corona ini, makanya diberikan potongan harga hingga 50 persen untuk kamar. Namun tidak termasuk makanan di restoran,” kata Wan Rudy.

Seperti diketahui, beberapa waktu lalu terjadi kehebohan di media sosial mengenai harga nasi goreng yang dinilai terlalu mahal.

Pada saat itu, salah satu netizen di Instagram mengunggah setruk belaja di resort yang berada di kawasan Lagoi, Bintan, kepulauan Riau (Kepri).

Di dalam setruk itu tertera seorang pelanggan memesan tujuh iced tea dengan harga Rp 98.000 per gelasnya.

Kemudian tujuh nasi goreng dengan harga Rp 355.999 per poris, serta satu mie goreng seharga Rp 321.000 dan F&B delivery seharga Rp 130.000.

Sehingga, total seluruhnya menjadi Rp 3,6 juta.

Spontan unggahan tersebut menjadi viral, karena harganya yang dianggap tidak masuk akal.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com