Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Positif Covid-19 Masih Tinggi, Pemkot Pekanbaru Ubah Strategi Penanganan Corona

Kompas.com - 31/10/2020, 14:23 WIB
Idon Tanjung,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

PEKANBARU, KOMPAS.com - Penyebaran kasus positif Covid-19 di Kota Pekanbaru, Riau, masih tinggi.

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Provinsi Riau, sebanyak 71 kasus positif Covid-19 baru tercatat di Kota Pekanbaru pada Jumat (30/10/2020). Jumlah itu merupakan yang terbanyak dari 12 kabupaten dan kota di Riau.

Baca juga: Fakta Oknum Klub Motor Gede Keroyok Anggota TNI di Bukittinggi, Kedua Pihak Sempat Berdamai

Dengan tambahan itu, total kasus positif Covid-19 di Provinsi Riau sebanyak 7.282 kasus. Rinciannya, 5.467 pasien sembuh, 1.310 diisolasi, 326 orang dirawat, dan 179 pasien meninggal.

Untuk mengatasi kasus positif yang terus naik, Wali Kota Pekanbaru Firdaus mengubah strategi penanganan Covid-19.

Mereka mengintesifkan pencegahan di sektor hulu.

"Kami mengintensifkan sosialisasi perilaku hidup baru (PHB) kepada masyarakat. Sebab, masyarakat harus paham bahwa virus corona ini nyata, berbahaya, dan dapat membunuh," ungkap Firdaus dalam keterangan yang diterima Kompas.com, Sabtu (31/10/2020).

Dia menyatakan, kebijakan PHB diberlakukan sejak 15 Oktober 2020. Upaya itu sesuai arahan dari pemerintah pusat dan Pemprov Riau.

"Jadi, pencegahan penularan virus corona ini tidak lagi di hilir. Kalau menyelesaikan persoalan dari hilir, seperti pelayanan di fasilitas kesehatan dan lainnya, maka kami akan capek sendiri," jelas Firdaus.

Strategi penanganan Covid-19 model baru itu seperti sosialisasi dan edukasi perilaku hidup baru kepada masyarakat.

Lalu, memberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa virus corona itu nyata dan berbahaya.

Baca juga: Viral, Video Anggota TNI Dikeroyok Anggota Klub Motor Gede di Bukittinggi

Meski begitu, kata Firdaus, masyarakat harus tahu bahwa Covid-19 bisa disembuhkan.

"Cara mencegahnya adalah dengan protokol kesehatan, seperti memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, dan menghindari kerumunan. Ini wajib dilaksanakan di mana saja, termasuk di rumah tangga. Karena, klaster terbanyak saat ini adalah rumah keluarga," ujar Firdaus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com