Ia memastikan, mayoritas konten yang ia unggah bersifat natural.
Artinya, jarang sekali ia melibatkan pakar untuk mengkaji terlebih dahulu tiap unggahannya.
"Kadang saya suka edit-edit. Enggak boleh salah di mata netizen mah, netizen itu galak. Jadi filter pribadi saja berdasar pengalaman," ucap dia.
Baca juga: Wali Kota Solo Bermain Medsos: Tujuan Utama Bukan untuk Pencitraan...
Bagi Emil, sosial media adalah senjata. Bisa menjual beragam programnya secara efektif, bisa pula menjadi pelarian dikala penat dengan padatnya rutinitas.
Ia menggunakan media sosial dengan memprioritaskan 70 persen urusan pekerjaan sebagai Gubernur Jawa Barat, sisanya 30 persen untuk hal yang bersifat pribadi.
(KOMPAS.com/DENDI RAMDHANI)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.