Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Suaraku Tak Bisa Dibeli", Film Pendek Buatan Pedagang yang Menolak Politik Uang

Kompas.com - 30/10/2020, 18:13 WIB
Ahmad Dzulviqor,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

NUNUKAN, KOMPAS.com – Suryanto (48) atau lebih dikenal dengan panggilan Pakde Sur mempersembahkan sebuah video berisi pesan moral untuk masyarakat Kalimantan Utara dalam menghadapi Pemilu Kepala Daerah (Pilkada) 2020.

Pria yang kesehariannya membuka warung angkringan di Jalan Bhayangkara, Nunukan, Kalimantan Utara, ini bermimpi memiliki pemimpin bersih.

Hal ini tentu tidak akan terwujud bila pemilihnya masih terpengaruh dengan iming-iming amplop atau politik uang yang selalu menjadi momok dan penyakit demokrasi.

Kemudian lahir sebuah film pendek bertajuk "Suaraku tidak bisa dibeli".

Baca juga: UPDATE Covid-19 di Kalteng, Kaltim, Kaltara, Gorontalo, Sulbar, Sulsel, dan Sultra 30 Oktober 2020

Ide pembuatan film itu dari obrolan Suryanto dan teman-temannya yang juga penggagas seni. Mereka sepakat membuat film pendek bergenre komedi berisi pesan untuk pemilih dalam Pilkada 2020.

"Kita realisasikan dalam rekaman video bersama teman-teman, tujuannya semoga menjadi nasihat yang baik dan penyakit demokrasi kita disadari generasi muda dan yang tua-tua bisa memberi contoh yang baik," ujar Suryanto saat dihubungi Jumat (30/10/2020).

Mengambil lokasi di warung Angkringan Lek Soer, film pendek dengan durasi 8 menit karya Soer Production ini dimulai dengan adegan Suryanto yang mengeluhkan sepinya pembeli.

Dalam adegan itu, dia juga mengeluhkan penghasilannya makin menipis sementara kebutuhan hidup makin banyak.

Suryanto kemudian coba menambah penghasilan dengan menjual mie ayam keliling.

Hanya saja, meski sudah berjualan mulai pagi hingga siang, tapi pada masa pandemi Covid-19, usahanya masih belum bisa menutup modal yang keluar.

Dengan lesu, Suryanto pulang untuk beristirahat di rumahnya. Untuk melepas lelah, Pakde Sur menyalakan radio.

Tidak lama, dia mematikan kembali radio karena semakin stres dengan suara penyiar radio yang memberitakan kasus corona di hampir semua frekuensi.

Baca juga: APK Paslon Pilkada Kaltara Belum Dibagikan, Begini Penjelasan KPU

Datanglah Codot dengan perannya sebagai masyarakat yang diminta tim sukses salah satu pasangan calon (Paslon) untuk mencari dukungan suara.

Codot juga diberi tugas untuk menyebarkan amplop berisi uang kepada calon pemilih.

Adegan ini terlihat kocak karena tingkah konyol Codot yang diikuti jelingan mata heran Pakde Sur.

Codot muncul tiba-tiba dengan secangkir kopi agar bisa mudah membuka obrolan.

Tujuan Codot tercapai, Pakde Sur mengatakan masih bingung menentukan pilihan dalam Pilkada Kaltara 2020.

Dengan antusias, Codot menceritakan Paslon pilihannya. Dia memuji semua kebaikan paslon yang didengar tanpa tahu benar atau tidaknya.

Baca juga: Debat Pilkada Mataram, Jaga Jarak Diabaikan, Para Pendukung Tak Pakai Masker dengan Benar

Codot bahkan meminta Pakde Sur mencoblos paslon pilihannya sembari menyodorkan lima lembar uang Rp 100.000.

"Ambillah pakde, jualan kan juga sepi. Kapan lagi kita dapat uang begini, ambillah, ya?," kata Codot dalam adegan tersebut.

Tawaran Codot membuat Pakde Sur gusar. Sambil memelotot tanpa mengeluarkan suara, Pakde Sur mengambil buku dan spidol.

Dia menulis dengan huruf kapital ‘’SUARAKU TAK BISA DIBELI’’.

Belum sempat reda kemarahan Pakde Sur dan situasi Codot yang kebingungan menghadapi kemarahan itu. Tiba-tiba muncul jin dengan adegan mirip salah satu iklan rokok di televisi.

"Pemilu sementara kalau keluarga selamanya, pesan saya cermati visi misi dan rekam jejak paslon. Bersuaralah dengan cara menggunakan hak pilihmu di Pilgub Kaltara 2020, jaga harga dirimu dengan tidak menjual suaramu, jadilah pemilih cerdas untuk Indonesia hebat," pesan jin itu.

Baca juga: Anak Pramono Anung Vs Kotak Kosong di Pilkada Kediri, Tak Lebih Mudah dari Lawan Sosok Nyata

Sebelum menghilang, jin tersebut memberi peringtan dengan kalimat "maaf untuk kali ini tak ada permintaan," lalu menghilang.

Melihat sikap Pakde Sur dan mendengar nasihat jin, Codot lalu bergegas mengembalikan amplop berisi uang kepada Timses salah satu Paslon. 

Adegan tersebut menjadi penutup film garapan asli Nunukan ini.

Filosofi sejumlah adegan film ‘’Suaraku Tak Bisa Dibeli’’

Meski bergenre komedi, video garapan warga perbatasan RI – Malaysia ini sarat akan makna.

Mardiyanto selaku juru kamera menjelaskan, film pendek garapan grup angkringan ini memiliki banyak pesan moral, sesulit apa pun kehidupan, prinsip adalah kehormatan tertinggi yang harus dijaga.

"Mulai dari jawaban Pakde Sur yang hanya menuliskan huruf kapital ‘SUARAKU TAK BISA DIBELI’ itu dia diam tanpa bicara, karena kalau bersuara artinya bisa dibeli. Ketika kita bermimpi ingin memiliki pemimpin bersih kita harus memegang teguh prinsip seperti Pakde Sur," katanya.

Baca juga: KPU Akan Gunakan Sirekap di Pilkada 2020, Apa Gunanya?

Selain itu, pada adegan munculnya Jin yang memberi pesan moral kepada Codot dan Pakde Sur.

"Kita emang genrenya komedi, sarung ketinggalan artinya jinnya tidak pake pakaian, meski lucu tapi pesannya dalam sih. Jin saja mau pemimpin bersih, masa manusia tidak? Salurkan hak suaramu jangan Golput Itu juga jadi salah satu poinnya," jelasnya.

Sementara untuk ending adegan Codot mengembalikan uang, artinya adalah ketika prinsip ataupun demokrasi bersih ternoda, tidak ada kata terlambat untuk sadar,

"Tidak ada manusia sempurna, kadang godaan uang memang berat ditolak apalagi saat pandemic begini, tapi kalau semua berprinsip seperti Pakde Sur, penyakit demokrasi akan hilang dengan sendirinya," sebutnya.

Baca juga: Video Eks Bupati Nunukan Bagi-bagi Uang Viral, Ini Kata Bawaslu

Film garapan komunitas angkringan Nunukan ini bisa dilihat di youtube dengan judul "Suaraku tak bisa dibeli".

Film ini juga diikutkan dalam lomba film pendek pemilihan Gubernur Kaltara yang diadakan oleh KPU Kaltara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com