Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Debat Pilkada Mataram, Jaga Jarak Diabaikan, Para Pendukung Tak Pakai Masker dengan Benar

Kompas.com - 30/10/2020, 11:45 WIB
Fitri Rachmawati,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

MATARAM, KOMPAS.com - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Mataram menggelar debat publik pertama Pilkada Mataram yang diikuti empat pasangan calon (paslon) wali kota dan wakil wali kota, di Ballroom Hotel Grand Legi Mataram, Kamis (29/10/2020) malam.

Meskipun berjalan aman, tetapi protokol kesehatan tampak diabaikan dalam proses debat.

Dari pantauan di lokasi, para pendukung masing-masing paslon duduk mendampingi paslon di belakang. 

Baca juga: Ini Visi Misi dan Program 4 Paslon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Mataram

Jarak antar kursi ke bagian belakang maupun ke arah samping kurang dari satu meter, atau hanya berjarak satu kursi. Mereka tidak mematuhi jaga jarak yang telah ditetapkan.

Sepanjang berlangsungnya debat, jaga jarak seolah tidak menjadi bagian penting yang harus dijaga.

Banyak pendukung yang berada di dalam ruangan tidak menggunakan masker dengan benar.

Menanggapi hal itu, Ketua KPU Kota Mataram Husni Abidin menjelaskan, KPU telah membatasi jumlah pendamping.

Masing-masing paslon hanya didampingi empat pendukung dan jarak tempat duduk telah diatur satu meter.

"Masing masing paslon kita perkenankan empat sesuai dengan aturan, dan kita sudah taruh kursinya masing masing jarak satu meter. Cuma mungkin kondisi tertentu yang paling sulit bagi kita semua untuk mengupayakan jaga jarak," kata Husni usai debat.

"Untuk kursi pendamping sendiri pun sudah kita atur sebenarnya satu meter sesuai dengan aturan. Namun, kemudian berdekatan itu mungkin ada hal-hal yang memang harus dievaluasi secara bersama-sama," ucap Husni menambahkan.

Baca juga: Agar Program Diketahui Publik, Paslon di Pilkada Mataram Cantumkan Barcode di Spanduk

Husni menjelaskan bahwa semua tahapan berjalan dengan baik walapun situasi di masa pandemi.

Paslon bersalaman

Empat paslon yang mengikuti debat, yaitu paslon nomor urut 1, "Harum" yaitu pasangan Mohan Roliskana-Tgh Mujiburrahman". Mohan merupakan petahana yang menjabat wakil wali kota Mataram.

Pasangan nomor urut dua adalah "Salam", Selly Andayani-Tgh Abdul Manan. Kemudian pasangan nomor urut tiga adalah "Muda", Makmur Said-Badruttam Ahda (putra Ahyar Abduh, wali kota Mataram yang menjabat saat ini).

Pasangan terakhir adalah "Baru", Baihaqi-Baiq Diah Ratu Ganevi.

Dalam video yang diambil Kompas.com, para paslon juga sempat bersalaman usai debat.

Sementara dalam protokol kesehatan Covid-19, diminta untuk tidak saling bersentuhan, serta menghindari berjabat tangan.

Sejumlah paslon wali kota dan wakil wali kota Mataram terlihat bersalaman usai debat publik Pilkada Mataram, Kamis (29/10/2020) malam. 
KOMPAS.com/FITRI R Sejumlah paslon wali kota dan wakil wali kota Mataram terlihat bersalaman usai debat publik Pilkada Mataram, Kamis (29/10/2020) malam.

Seperti diketahui yang paling dikhawatirkan dalam tahapan pilkada ini adalah penyebaran Covid-19. Di NTB kasus Covid-19 telah mencapai 3.960 kasus, di mana angka kematian 220 jiwa.

Kota Mataram penyumbang terbesar kasus positif di NTB, yaitu 1.273 kasus dan 87 kasus kematian.

Ketua Bawaslu Kota Mataram, Hasan Basri mengatakan, ada beberapa hal yang harus dievaluasi dari debat yang berlangsung pada Kamis malam, termasuk pengaturan jarak duduk  antar pendukung.

"Kami memantau itu semalam, baik di luar maupun di dalam ruangan. Banyak tidak tertib jaga jarak. Kami sudah sampaikan pada KPU untuk ke depannya bisa lebih baik, gelap juga lokasi itu," kata Hasan.

"Kami menyampaikan agar semua undangan yang datang baik yang di dalam maupun di luar harus mematuhi protokol Covid-19. Jika mereka melanggar akan ada sanksinya," katanya.

Terkait sejumlah paslon yang bersalaman, hal itu sebenarnya tidak dipebolehkan dan semestinya dihindari.

"Sebaiknya memang tidak dilakukan (bersalaman), tetapi namanya kita budaya timur ya,  tradisi bersalam salaman itu agak sulit dihindari," kata Hasan.

Debat berjalan lancar

Dalam debat perdana ini, dibagi menjadi lima tahapan, yaitu penyampaian visi misi, menjawab pertanyaan para pakar dan publik, debat antar paslon, hingga pernyataan penutup masing-masing paslon.

Masing masing paslon menyampaikan pandangan dan janji mereka bagi warga Kota Mataram untuk memimpin lima tahun ke depan.

Dalam debat tersebut. para paslon menyoroti soal sampah di Kota Mataram yang masih sulit ditangani, ekonomi yang terpuruk akibat Covid-19, lapangan kerja yang minim, kemampuan mengunakan teknologi informasi, kreativitas generasi muda, hingga rasa peduli anak dan disabilitas.

Diharapkan melalui debat publik yang disiarkan di televisi lokal dan media sosial, menjadi gambaran bagi masyarakat Kota Mataram untuk menentukan pilihannya pada 9 Desember mendatang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com