Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Andri, Makin Kreatif di Tengah Pandemi, 1 Bulan Ciptakan 500 Motif Batik

Kompas.com - 29/10/2020, 15:01 WIB
Tri Purna Jaya,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

LAMPUNG, KOMPAS.com - Tidak ada istilah "menyerah pada keadaan" dalam benak Andri Saprianto (32) owner Deandra Batik Lampung.

Di tengah pandemi Covid-19, lebih dari 500 motif batik Lampung lahir dari goresan tangannya.

Saat ditemui Kompas.com, Andri duduk bersila di lantai. Sehelai kain putih terhampar di depannya.

Pensil di tangan kanannya bergerak lincah, seakan mengikuti irama musik yang mengalun dari pemutar musik digital di sudut ruangan.

Tangan kirinya bertumpu di hamparan helai kain tersebut, sambil sesekali meratakan permukaannya agar tidak terlipat.

"Ya beginilah sehari-hari. Ide atau inspirasi datangnya tidak terduga. Lagi santai tiba-tiba datang ide, ya langsung digambar," kata Andri ditemui di lokasi workshop-nya, Rabu (28/10/2020) siang.

Sebuah motif batik Lampung mulai terlihat alurnya di helai kain tersebut. Ornamen khas Lampung berupa siger (mahkota) mendominasi coraknya.

Andri mengakui, pandemi Covid-19 memberikan dampak yang sangat kentara bagi pelaku UMKM seperti dirinya.

"Jelas terdampak, namun ini bukan berarti harus pasrah sama keadaan. Justru ini harus jadi motivasi, bagaimana kita menyesuaikan diri, salah satunya ya dengan inovasi," kata Andri.

Meski terjadi pembatasan, khususnya berkaitan dengan protokol kesehatan yang membuat direct selling menjadi terhambat, Andri mengatakan, kondisi itu tidak bisa dijadikan kambing hitam.

Sejak awal pandemi pada Maret 2020, hampir setiap hari Andri berusaha mencari ide dan inspirasi baru untuk menciptakan motif-motif batik Lampung yang khas usahanya itu.

Dalam satu bulan, Andri bisa menciptakan lebih dari 500 motif batik Lampung.

"Sampai hari ini, ya mungkin sudah ribuan, satu bulan bisa sekitar 500-an motif," kata Andri.

Andri mengatakan, hal ini berhubungan dengan konsep penjualan yang diubahnya dan inovasi mengatasi kemacetan ekonomi di kala pandemi.

"Inovasi kami membuat batik itu ada kelas-kelasnya, mengikuti kemauan konsumen tanpa meninggalkan ciri khas kita," kata Andri.

Dengan begitu, kata Andri, setiap motif batik Lampung yang dikeluarkan oleh Deandra Batik Lampung ini hanya ada satu motif untuk satu helai kain.

"Satu motif ya hanya untuk satu helai kain, kecuali pesanan massal," kata Andri.

Andri menuturkan, konsep satu motif (desain) untuk satu produksi ini membuat motif itu menjadi eksklusif.

"Baik itu warna maupun motifnya, hanya satu dibuat untuk satu produksi," kata Andri.

Inovasi inilah yang menurut Andri membuat Deandra Batik Lampung memiliki ikatan spesial dengan konsumen mereka.

Dengan inovasi ini Deandra Batik Lampung mampu bertahan di tengah pandemi. Bahkan, kata Andri, dari jumlah pekerja yang hanya 16 orang kini menjadi 24 orang.

"Memang keadaanya sekarang seperti ini. Tapi saya pikir ekonomi harus tetap berjalan, jangan sampai kita mati kelaparan. Jangan menyerah pada keadaan," kata Andri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com