Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Alumnus S2 UGM Sulap Limbah Popok Bayi Jadi Media Tanam Hemat Pupuk dan Air

Kompas.com - 29/10/2020, 09:51 WIB
Muhlis Al Alawi,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

MADIUN, KOMPAS.com - Limbah popok bayi kerab menjadi masalah di Desa Sambirejo, Kecamatan Geger, Kabupaten Madiun. Jawa Timur.

Selain membuat lingkungan kotor dan bau, popok bayi juga mengakibatkan banjir. Ini karena limbah popok menumpuk dan menutup aliran sungai.

Baca juga: Popok Bayi Ternyata Bisa Dimanfaatkan Jadi Pupuk Tanaman, Ini Caranya

Salah satu alasan banyaknya warga yang membuat popok bayi karena mitos bahwa bila popok dibakar maka bayi akan mengalami gatal-gatal atau suletan.

Resah dengan perilaku warga, Irwan Budiyanto, seorang petani muda asal Desa Sambirejo, Kecamatan Geger, mencoba memanfaatkan limbah tersebut menjadi sesuatu yang bermanfaat.

Baca juga: Kami Minta Maaf atas Nama Pemkot Surabaya dan Mengganti Uang Transportasi Bu Yaidah

 

Alumnus Magister Manajemen Agribisnis Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta ini kemudian mengubah limbah popok menjadi media tanam yang menyuburkan tanaman.

Namun, limbah popok tidak bisa begitu saja dijadikan media tanam.

Baca juga: Cerita Yaidah Kesulitan Urus Akta Kematian Putranya di Pemkot Surabaya hingga Harus ke Jakarta

 

Pasalnya, masih terdapat kandungan amonia dari air kencing yang dapat merusakan tanaman pada popok bekas pakai.

Beberapa langkah harus dilakukan agar limbah tersebut bisa dimanfaatkan. 

“Caranya mudah, diapers yang habis dipakai diambil bagian gel yang berfungsi menyerap cairan. Selanjutnya, agar tidak merusak tanah, gel tersebut dicampur dengan mikroorganisme lokal (MOL),” kata Irwan, Kamis (29/10/2020).

Campuran MOL itu dapat dibuat sendiri ataupun dibeli di toko-toko pertanian.

Bila ingin membuat MOL sendiri, bahannya terdiri dari keong, air kelapa, air cucian beras, dan diberi glukosa atau air tebu. Semua bahan tersebut dicampur menjadi satu.

Selanjutnya, gel yang diambil dari popok bekas dimasukkan ke dalam ember lalu dicampur dengan air sekitar satu liter dan diberi MOL sekitar satu gelas.

Setelah tercampur, didiamkan selama 14 hari untuk proses fermentasi.

Usai proses fermentasi selesai, campuran gel popok bekas dan MOL itu dapat dicampur dengan tanah dan sekam di polybag. Sementara airnya bisa dijadikan pupuk.

Tak perlu sering siram air

Media tanam buatan Irwan rupanya memiliki keunggulan lebih dibandikan dengan media tanam biasa. Tanaman yang ditanam di media ini tidak perlu sering disiram air.

“Tanaman yang ditanam di media tidak perlu sering disiram air karena gel diapers memang dibuat untuk menyimpan air,” kata Irwan.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com