Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Tenun Cual Khas Bangka, Meredup karena Perang Dunia

Kompas.com - 29/10/2020, 09:39 WIB
Heru Dahnur ,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

 

Proses pembuatan

Dalam proses tradisional, menurut Isnawati, benang kain cual dicelup menggunakan pewarna alami.

Pembuatan motif pun dilakukan saat proses pewarnaan benang.

Barulah benang-benang tersebut disusun atau ditenun, sehingga menjadi lembaran kain dan membentuk motif tertentu.

"Bisa dibayangkan betapa rumit dan lamanya untuk membuat selembar tenun cual itu. Para penenun harus bekerja dengan hati yang tenang agar susunan benang-benang tidak ada yang salah," kata dia.

Saat ini, hanya tinggal segelintir pengrajin yang memproduksi tenun cual di Muntok.

Peralatan terbuat dari kayu, masih sama seperti beberapa abad lampau.

Pengerjaan tenun dilakukan dengan sistem ungkit dan ikat.

Ini pula yang menjadi ciri khas Sumatera sebagai penghasil tenunan. Berbeda dengan Pulau Jawa yang kebanyakan dengan cara membatik.

"Ada juga tenun di Lombok, tapi mereka menggunakan katun dan tidak menggunakan benang emas. Kalau ciri khas cual adalah sutra dan benang emas," kata Isnawati.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com