Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demi Bertahan di Masa Pandemi, Bos Travel Beralih Jualan Jus Buah

Kompas.com - 28/10/2020, 12:21 WIB
Reni Susanti,
Farid Assifa

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com – Pemuda berusia 24 tahun, Theodorus Primaxylxla Jodimarlo menyambut Kompas.com dengan senyuman di kantornya, daerah Arcamanik, Kota Bandung.

Tak banyak bicara, pemuda yang akrab disapa Jodi ini menyuguhkan green juice yang ternyata jus pakcoy sehat. Usaha barunya yang dibuka sejak pandem Covid-19 ini.

Jodi terbilang ramah. Ia selalu menyunggingkan senyum, termasuk saat menceritakan jatuh bangun dan cibiran orang saat membangun bisnisnya.

Pemuda lulusan Universitas Maranatha ini merupakan pemilik Joditama Leisure yang bergerak di bidang tour and travel. Ia juga memiliki Rex Trans.

Tak hanya itu, ia merintis usaha di bidang photo videography, musik, dan terakhir rex farm mulai dari jus pakcoy, media tanam, hingga sayuran.

“Awalnya saya tidak ada ketertarikan menjadi pengusaha di bidang pariwisata. Mindset saya masih bekerja di perusahaan besar,” tutur dia.

Baca juga: Cerita Ki Tarka, Bertahan di Tengah Pandemi dengan Terjemahkan Naskah Kuno

Namun sejak kecil ia kerap melihat ayahnya yang menjadi pengusaha di bidang pariwisata. Tanpa disadari, ayahnya menjadi contoh untuk dirinya.

Menginjak semester 4, ia membantu usaha sang ayah. Ia lalu menemukan ketertarikan di bidang yang masih bersinggungan dengan bisnis sang ayah.

“Saya tertarik pada dunia transportasi pariwisata. Sejak kecil saya suka bus. Mulai dari bermain dengan dus odol, hingga senang diajak jalan-jalan pakai bus Damri,” ucap dia.

Pria kelahiran Bandung, 8 juli 1996 ini akhirnya mendirikan perusahaan otobus saat lulus kuliah. Passion-nya inilah yang menjadi penyemangat.

"Itu yang menjadi penyemangat dan tujuan saya. Pada akhirnya sejak lulus kuliah, saya membuat perusahaan sendiri untuk menunjang itu," katanya.

Diremehkan

Memiliki beberapa usaha di usia muda membuatnya kerap diremehkan. Baik oleh teman sebaya ataupun rekan-rekan yang sudah senior di bidangnya.

Kebetulan, Jodi orang yang senang mengobrol dan berdiskusi. Ia tak malu bertanya dan mengeksplor serta mencari jawaban dari keingintahuannya.

“Dulu, orang-orang seakan meremehkan posisi saya sebagai pengusaha, mungkin karena mereka tidak tahu tanggung jawab dan beban yang dimiliki seorang pengusaha terhadap perusahaan dan pegawainya,” ucap dia.

Baca juga: Cara Pengusaha Teknik Bertahan di Masa Pandemi, Tingkatkan Kualitas Produk hingga Tetap Gaji Karyawan

Namun ia tidak begitu menghiraukan. Ia hanya selalu memacu diri supaya bisa lebih bijaksana.

Membuktikan pada orang lain di kemudian hari bahwa dirinya bisa menjadi seseorang yang bisa memotivasi orang lain untuk menjalankan apa yang mereka suka, dan mengejar cita-citanya.

Pandemi Covid-19

Saat tengah asyik-asyiknya berbisnis, Covid-19 melanda Indonesia. Bukan hanya usahanya yang tutup, perusahaan ayahnya, Joseph Sugeng Irianto, juga berhenti.

Saat itu, mobil Jodi dijual. Ayahnya pun stres karena banyaknya uang di luar yang tidak kembali.

Melihat kondisi sang ayah, Jodi terus memberi semangat. Ia pun mengajak ayahnya melakukan bisnis baru agar tetap bertahan di masa pandemi.

Hingga keluarlah ide hidroponik, mengikuti hobi bercocok tanam sang ayah yang sempat ditinggalkan.

Pada awalnya ia dan Joseph menanam kangkung. Hasilnya dikonsumsi sendiri dan dibagikan ke tetangga. Lama kelamaan tetangga mulai menolak diberi, mereka ingin membeli.

Karena tak mau menjual, ia dan Joseph mempersilakan tetangga untuk memetik sepuasnya berapa pun uang yang diberikan.

Jodi kemudian membuat program untuk memberikan minuman segar sehat pada penyewa kendaraan. Tadinya ia akan memberikan jus buah buatan temannya.

Namun setelah dihitung ongkosnya tidak masuk. Jodi pun memutuskan untuk memberikan jus pakcoy, tanaman yang akhirnya menggantikan posisi kangkung di rumahnya.

Jodi mencoba berbagai komposisi buah dan takaran hingga akhirnya tercipta jus pakcoy sehat yang sekarang dijualnya.

“Tiap hari bikin, coba. Bikin lagi, coba lagi. Adiknya Jodi pun dipaksa minum jus, sampai menemukan formula yang pas,” ucap dia.

Baca juga: Demi Bertahan di Masa Pandemi, 2 Ibu Ini Gendong 18 Kg Ubi untuk Dijual Keliling, Kadang Tak Laku

Ada beberapa jenis jus pakcoy yang dibuatnya. Untuk bahan campuran ia menggunakan nanas, apel, lemon, leci, kiwi, dan lainnya.

Karena tidak menggunakan bahan pengawet, minumannya hanya tahan 3 hari. Harganya Rp 15.000 per 350 mili liter. Ada juga yang membeli dalam bentuk literan.

“Sehari terjual 20 botol, belum banyak. Sekarang ada juga beberapa outlet yang minta agar dititip di tempatnya, termasuk pesanan dari Jakarta,” ungkap dia.

Ia optimistis jusnya banyak disukai. Karena jus buatannya mengandung banyak vitamin seperti C, E, hingga K.

Ke depan, Jodi ingin terus mengembangkan dan merealisasikan apa yang disukainya sedari kecil, yaitu memberikan lapangan kerja bagi orang-orang yang membutuhkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com