Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IPB: Dana Riset Dasar Minim hingga Kurang Diminati, Indonesia Terancam Impor Riset Negara Lain

Kompas.com - 28/10/2020, 07:30 WIB
Reni Susanti,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

 

 

Dibanjiri bahan baku obat impor

Pharma R&D Group and External Relation Director PT Kalbe Farma Tbk, Pre Agusta Siswantoro mengatakan, pada 2013, sebanyak 95 persen bahan baku obat di Indonesia atau senilai Rp 21 triliun masih impor.

Dengan rincian, 30 persen bahan baku berasal dari India, 60 persen dari China, dan 10 persen dari Eropa. Jumlah itu tidak jauh beda dengan saat ini.

“Itulah mengapa, pada saat China lockdown, kita kelimpungan. Terjadi ancaman keterbatasan obat saat itu, karena 60 persen bahan baku obat berasal dari China,” tutur dia.

Augusta menjelaskan, semampu apapun Indonesia membuat obat, jika bahan bakunya tidak ada, produksi tidak akan jalan.

Untuk membuat bahan baku membutuhkan teknologi tinggi dengan biaya yang besar, sedangkan marginnya kecil. Itulah mengapa banyak perusahaan tidak tertarik dan bahan baku dijalankan melalui B to B.

Berbeda dengan produksi obat seperti Indonesia yang tidak membutuhkan teknologi tinggi namun marginnya lumayan. Apalagi pasar Indonesia kecil, sehingga bahan baku harus ekspor.

Harapan kemudian datang saat program JKN diluncurkan. Program ini membuat konsumsi obat lebih besar.

Namun untuk mengembangkan bahan baku ini diperlukan industri hulu. Ia berharap, setelah Covid-19 mereda, pengembangan ini bisa berjalan.

“Bahan baku obat ada 1.000 lebih. Tapi tidak harus semua dibikin Indonesia. Cari yang lebih strategis. Kalau 30-40 persen sudah bisa diproduksi Indonesia, kita sudah bisa mandiri,” ucap dia.

Saat ini, sambung Augusta, ada 206 industri farmasi di Indonesia dengan pasar Rp 90 triliun pada 2019. Jumlah ini terbilang kecil, bahkan berada di bawah omzet satu industri rokok Kediri yang mencapai Rp 100 triliun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com