Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Erupsi Merapi 10 Tahun Lalu, Pandu Kenang Saat Terobos Hujan Abu untuk Antarkan Oksigen

Kompas.com - 28/10/2020, 05:15 WIB
Wijaya Kusuma,
Khairina

Tim Redaksi

 

YOGYAKARTA,KOMPAS.com - Sepuluh tahun silam Gunung Merapi mengalami erupsi besar.

Pada saat terjadi erupsi tersebut, Maximinus Calbe Pandu Bani Nugroho masih berusia 20 tahun.

Panggilan kemanusiaan, membuat warga Wonogiri, Desa Pakembinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman ini nekat menerobos pekatnya abu dan hujan pasir erupsi Merapi untuk membantu keluarga yang terjebak di rumahnya.

Bahkan Pandu harus menahan sakit di kedua kakinya akibat terbakar.

Baca juga: BPPTKG Sebut Erupsi Merapi Selanjutnya Makin Dekat, Tak Sebesar Letusan 2010

Pandu, panggilan Maximinus Calbe Pandu Bani Nugroho menceritakan, pada saat erupsi tanggal 26 Oktober 2010 posisinya berada di Rumah Wonogiri, Desa Pakembinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman.

"Saya terus naik ke Kaliurang, untuk bantu-bantu ngecek yang di sana. Sekitar pukul 8 (malam) di jalan saya ketemu Bapak di Gapura Gondang dan Mas Wawak," ujar Pandu saat dihubungi Kompas.com, Senin (26/10/2020).

Ketiganya kemudian memutuskan untuk bersama-sama ke atas. Saat itu, Pandu mengendarai motor trail sedangkan ayahnya dan satu orang lagi naik mobil pick up.

Di perjalanan ketiganya bertemu dengan sejumlah relawan yang sedang mengevakuasi korban.

"Di pertigaan Ngrangkah itu bertemu beberapa relawan yang mengevakuasi korban dari atas, Saya ingat korban yang diangkat itu masih hidup. Terus dinaikkan ke atas mobil (pick up), Bapak dan Mas Wawak naik pick up turun membawa ke (RS) Panti Nungroho," ungkapnya.

Di Rumah Sakit Panti Nugroho, Pakem, Sleman, Pandu mendapat pesan dari ayahnya. Saat itu ayahnya berpesan agar jika akan naik jangan berpisah denganya.

"Ya saya merasa bersalah, karena Bapak itu sudah pesan jangan pisah sama saya (bapak). Tapi malah pisah, bapak lewat jalan Cangkringan, saya lewat jalan Kaliurang," urainya.

Namun sebelum naik, Pandu lebih dulu pulang ke rumah. Pandu pulang ke rumah untuk mengambil sepatu.

Setelah mengenakan sepatu, dengan mengendarai motor trail, Pandu sendirian melaju naik ke Kinahrejo.

"Sampai di Kinahrejo saya kaget kondisinya sudah seperti itu, bau belerang itu kuat banget. Malam itu saya membantu-bantu evakuasi korban bersama yang lainya," ungkapnya.

Baca juga: Belajar dari Erupsi 2010, Warga Lereng Merapi Dirikan Komunitas Siaga

Ketika turun, Pandu bertemu dengan tim SAR. Saat bertemu itu, Tim SAR mendapat informasi jika ada tim di sekitar Kali Adem yang sedang mengevakuasi satu keluarga membutuhkan oksigen.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com